3. Metode Diagnostik
Diagnosa penyakit malaria biasanya ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskopis darah untuk mendeteksi adanya parasit.
Lalu diagnosa DBD biasanya ditegakkan melalui tes darah untuk mendeteksi keberadaan virus atau antibodi terhadap virus.
4. Pengobatan
Pengobatan penyakit malaria dilakukan dengan menggunakan antimalaria seperti klorokuin, artemisinin-based combination therapy (ACT) atau obat-obatan lain yang direkomendasikan oleh dokter.
Sementara pengobatan DBD dilakukan secara simptomatis untuk mengatasi gejala, seperti mengonsumsi obat penurun demam dan memperbaiki kondisi cairan tubuh.
BACA JUGA:Belajar Desain Grafis Secara Otodidak, Simak 10 Informasi Terkait, Pahami Dulu Tren Desain
Pada kasus yang parah, mungkin memerlukan perawatan medis yang intensif di rumah sakit.
5. Pencegahan
Pencegahan malaria meliputi penggunaan kelambu berinsektisida, penggunaan obat antimalaria profilaksis, penggunaan insektisida, dan pengendalian populasi nyamuk.
Sedang DBD dicegah dengan penggunaan kelambu berinsektisida, penggunaan repelen nyamuk, penghapusan tempat perkembangbiakan nyamuk, dan kampanye kesadaran masyarakat.
BACA JUGA:Multiasking Menjadi Prioritas, 5 Rekomendari Ponsel Mid-Range Berikut layak Dipertimbangkan!
Meski keduanya memiliki perbedaan signifikan, baik malaria maupun DBD merupakan penyakit yang serius dan memerlukan perhatian medis yang tepat.(**)