
Dan keseimbangan merupakan kunci dari pola asuh otoritatif ini.
Terdapat banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pola asuh otoritatif dapat berbuah manis pada performa akademik anak.
Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang menerapkan pola asuh ini biasanya memiliki keseimbangan yang baik.
Anak cenderung lebih bertanggung jawab atas apa yang dijalankannya dan akan menunjukkan tanda-tanda anak yang cerdas.
BACA JUGA:Ketahui, 5 Kewajiban Orangtua terhadap Anak dalam Islam, Memberikan Nama hingga Menikahkan
2. Pola asuh otoriter
Berbeda dengan pola asuh otoritatif, pola asuh yang satu ini lebih menekankan pada apa yang dikatakan orangtua, maka itulah yang harus dikerjakan oleh anak.
Dan ketika orangtua marah saat anak tidak melakukan suatu hal seperti apa yang dikatakan orang tua, atau ketika anak harus betul-betul tunduk pada apa yang diperintahkan serta tidak diperkenankan untuk bertanya lebih lanjut.
Itulah tanda-tanda pola asuh otoriter.
Orangtua yang menerapkan pola otoriter biasanya memiliki sifat yang sangat disiplin, ketat, dan ingin dikenal sebagai seseorang yang memiliki kuasa.
Orangtua yang otoriter ingin mewujudkan keadaan rumah yang tertata dengan baik dan berjalan sesuai dengan fungsinya.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Tas Sekolah Anak yang Bagus dan Juga Awet
Oleh karena itu, pola asuh otoriter tidak terbuka akan saran atau perubahan yang diberikan atau ditawarkan oleh anak.
Ketika anak tidak diberikan ruang untuk berpendapat dan terus dipaksa untuk melakukan sesuatu yang mungkin tidak disukai, biasanya anak-anak akan mengalami kegagalan.
Dan ketika anak sudah terbiasa untuk mengikuti arahan dan perintah yang diberikan oleh orangtua sepanjang hidupnya, anak-anak akan menjadi sulit untuk memutuskan sesuatu dan menganalisis apa yang sedang terjadi.
Anak yang tumbuh dengan pola asuh otoriter, cenderunh akan membutuhkan orang lain untuk menjadi pegangan agar tidak kehilangan arah.