Balita yang posesif terhadap mainannya bisa memukul teman yang terlihat ingin merebut mainnya.
Selain itu, anak juga bisa saja memukul seseorang yang terlihat terlalu dekat dengan orang tuanya.
Kondisi ini semata-mata karena anak ingin mempertahankan area dan benda miliknya.
2. Tidak mampu mengungkapkan perasaannya
Seperti diketahui bersama, balita belum memiliki perbendaharaan kata yang banyak.
Hal ini tentunya sangat mungkin jika anak tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk mengekspresikan kebutuhan atau keinginannya.
Ketika merasa frustrasi, terkadang balita lebih memilih memukul sebagai cara untuk mengekspresikan diri.
BACA JUGA:Mengenal 5 Kepribadian Seseorang Melalui Cara Makan, Kamu Tipe yang Mana?
3. Merasa tidak nyaman
Balita juga bisa memukul saat merasa lelah, lapar, haus, bosan, atau merasakan ketidaknyamanan dengan lingkungannya.
Kamu dapat mengurangi kemungkinan dengan memastikan Si Kecil sudah cukup makan dan tidur sebelum bermain dengan temannya.
4. Perubahan dalam keluarga
Balita juga bisa saja tiba-tiba menjadi suka memukul atau menggigit ketika merasa ada perubahan besar dalam keluarga.
Contohnya adalah ketika pindah rumah, kelahiran adik baru, perselisihan diantara orangtua, atau kekerasan dalam rumah tangga.
5. Kurang kegiatan untuk menyalurkan energi
Terkadang, balita bisa saja memukul karena mereka merasa tidak memiliki ruang untuk menyalurkan energinya.