Seperti halnya batu bara lignit, sub-bituminus juga memiliki kadar air yang relatif tinggi, meskipun tidak sebanyak lignit.
Kandungan volatile matter (bahan yang mudah menguap) di dalamnya juga lebih tinggi daripada batu bara bituminus.
- Warna dan Penampilan
bara sub-bituminus umumnya berwarna coklat tua hingga hitam keabu-abuan. Secara visual, sub-bituminus sering kali terlihat lebih gelap daripada lignit.
- Penggunaan Utama
Batu bara sub-bituminus banyak digunakan sebagai bahan bakar dalam pembangkit listrik termal untuk menghasilkan energi listrik.
Meskipun memiliki nilai kalor yang lebih rendah dibandingkan dengan batu bara bituminus, sub-bituminus masih dianggap sebagai sumber energi yang ekonomis karena biaya ekstraksi dan pengangkutannya yang relatif lebih rendah.
BACA JUGA:Prediksi Shio Kerbau Tahun 2025! Simak Karir, Keuangan, Kesehatan, dan Hubungan di Tahun Ular Kayu
BACA JUGA:Kemenkominfo Luncurkan Kanal Edukasi untuk Perangi Judi Online
- Ketersediaan Global
Cadangan batu bara sub-bituminus dapat ditemukan di banyak negara di seluruh dunia. Beberapa negara produsen utama meliputi Amerika Serikat, China, Rusia, dan Australia.
- Penggunaan Tambahan
Selain dalam pembangkit listrik, batu bara sub-bituminus juga dapat digunakan dalam industri kimia dan manufaktur.
- Emisi dan Pengendalian Polusi
Seperti halnya semua jenis batu bara, pembakaran batu bara sub-bituminus menghasilkan emisi CO2 dan polutan lainnya.
Teknologi modern telah mengembangkan cara untuk mengurangi dampak lingkungan dari pembakaran batu bara, termasuk sub-bituminus, melalui penggunaan peralatan pengendalian emisi.