Namun pemberian pupuk harus memperhatikan keseimbangan antara nitrogen, kalium (K) dan Pospat (P)
Setelah usia jagung manis memasuki usia 1,5 adalah saat yang rentan dimana penyakit dan hama harus dilakukan secara efisien
Biasanya hama berupa belalang, ulat grayak yang daun jagung manis itu harus ditanggulangi.
BACA JUGA:Sensasi Tubing di Aliran Sungai Trokon, Nikmati Weekend Bersama Keluarga
BACA JUGA:Angka Pengangguran di Rejang Lebong Turun Signifikan, Mencapai 2,9 Persen
Namun tak kalah penting jika jagung manis sudah mengeluarkan bonggol buah, saat itulah mulai melakukan pembuangan daun tua dan barbie atau biasa di sebut anak jagung yang tidak dipelihara.
Pada umumnya barbie atau anak jagung juga laku di pasaran untuk sayur bening, sedangkan daun di bawah bonggol buah harus dibuang supaya bonggol buah lebih cepat membesar.
Harus dibuang karena makanan yang dibutuhkan tidak lagi dikonsumsi daun dan anak jagung.
Perawatan bonggol buah dari ulat serta penyemprotan pupuk maupun nutrisi setiap minggu dilakukan secara rutin untuk menghasilkan bonggol buah yang besar.
Perawatan rutin tersebut dilakukan hingga usia jagung manis berusia 75 hari dan diumur 80-90 hari biasanya jagung manis sudah siap dipanen.
Pengolahan Lahan Secara Organik
Jagung manis bisa ditanam di lahan bekas sawah secara langsung atau bisa dibuat bedengan.
Apabila lahan yang dipakai bekas sawah, usahakan agar lahan tidak tergenang air.
Bedengan pada tanaman jagung berfungsi untuk mengatur saluran drainase.
Bedengan bisa dibuat dengan ukuran lebar 1 meter dan tinggi 20-30 cm.
BACA JUGA:Tinggi Nutrisi, Berikut Manfaat Beras Hitam Serta Makanan Olahannya