- Pengomposan
Tempatkan campuran kotoran ayam dan bahan organik lainnya di tempat pengomposan. Pastikan tempat pengomposan memiliki aerasi yang baik untuk memfasilitasi proses dekomposisi oleh mikroorganisme.
- Pemeliharaan Kondisi Pengomposan
Berikan kelembaban yang cukup tetapi tidak terlalu basah, dan secara berkala aduk atau gulingkan tumpukan kompos untuk memastikan ketercampuran yang merata dan aerasi yang baik.
- Pematangan
Biarkan campuran tersebut mengalami proses pengomposan penuh, yang dapat memakan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan tergantung pada kondisi dan bahan yang digunakan.
- Pengujian Kematangan
Pastikan kompos sudah matang sebelum digunakan sebagai pupuk, biasanya dapat dikenali dari aroma yang harum, warna gelap, dan tekstur yang menggumpal.
- Aplikasi ke Tanaman
Setelah matang, aplikasikan kompos ke tanah sebelum penanaman atau sebagai pupuk tambahan selama pertumbuhan tanaman.
- Penanganan Aman
Pastikan untuk mematuhi prosedur keselamatan dan kebersihan saat mengolah limbah kotoran ayam untuk menghindari penyebaran penyakit atau kontaminasi.
BACA JUGA:Kebutuhan Gas Pupuk Indonesia Diproyeksikan Mencapai 1 BSCFD pada 2030
BACA JUGA:Limbah Ampas Sawit Ternyata Bisa Diolah Jadi Pupuk, Ini Segudang Manfaatnya untuk Tanaman
Dengan Anda mengikuti tips di atas, maka Anda dapat mengubah limbah kotoran ayam menjadi sumber pupuk organik yang bernutrisi tinggi demi untuk meningkatkan kesuburan tanah dan hasil tanaman Anda.
Namun, perlu untuk Anda diingat bahwa penggunaan kotoran ayam sebagai pupuk perlu untuk dilakukan dengan bijak dan didalam jumlah yang tepat agar tidak menyebabkan masalah pencemaran atau kelebihan nutrisi yang merugikan tanaman.