Akibat kekejamannya ini memiliki dampak yang menyebabkan ketakutan dan kebencian mendalam di kalangan Protestan.
Akan tetapi gagal memulihkan Katolik Roma sepenuhnya.
BACA JUGA:Sejarah Nusantara: Perang Paregreg, Perang Saudara di Kerajaan Majapahit
BACA JUGA:Kisah Akhir Hayat Gajah Mada, Mahapatih Kerajaan Majapahit yang Dikepung Pasukan Elite
2. Ratu Ranavalona I dari Madagaskar (1778-1861)
Putri Ranavalona I dikenal karena kekejamannya dalam mempertahankan kekuasaan dan tradisi Madagaskar melawan pengaruh asing.
Putri Ranavalona I memerintahkan eksekusi massal terhadap orang-orang yang dicurigai sebagai pengkhianat atau penyembah agama asing.
Dan memberlakukan hukuman berat bagi mereka yang melanggar hukum tradisional.
BACA JUGA:Kisah Penguasa Wanita Terakhir di Kerajaan Majapahit
Putri Ranavalona I naik takhta setelah kematian suaminya, Raja Radama I.
Putri Ranavalona I memerintahkan eksekusi massal terhadap orang-orang yang dicurigai sebagai pengkhianat atau penyembah agama asing--Wikipedia
Kebijakannya menolak pengaruh asing dan modernisasi, menegakkan adat istiadat tradisional.
Aksi Kekejamannya yaiti eksekusi massal, penganiayaan terhadap Kristen, dan penggunaan metode penyiksaan tradisional seperti tangena (uji racun).
Dampak aksi Kekejamannya ini memperkuat kekuasaan lokal tetapi mengisolasi Madagaskar dari dunia luar dan menyebabkan kerugian besar pada populasi.
BACA JUGA:Kisah Minak Jinggo yang Dikhianati Ratu Kerajaan Majapahit