Rampogan Macan, Tradisi Kuno yang Melibatkan Perburuan Harimau

Kamis 08-08-2024,08:53 WIB
Reporter : Hendri Saputra
Editor : Heri Aprizal

2. Persiapan Tempat

Sebuah arena dibangun, biasanya berbentuk lingkaran, dengan penonton di sekelilingnya.

3. Pertunjukan

BACA JUGA:Harimau Sumatera Berkeliaran di Kebun Warga Bengkulu Utara

BACA JUGA:4 Ekor Harimau Tampakkan Diri di Depan Pondok Kebun Warga Bengkulu Utara, Sebelumnya Sempat Memangsa Ternak

Harimau dilepaskan ke dalam arena dan dikejar oleh sekelompok orang yang bersenjata tombak atau senjata lainnya. 

Mereka berusaha membunuh harimau tersebut, yang biasanya berakhir dengan kematian harimau.

Kontroversi dan Akhir dari Tradisi

Pada akhir abad ke-19, ketika pengaruh kolonial Belanda semakin kuat, tekanan untuk menghentikan praktik ini meningkat. 

Banyak yang menganggap Rampogan Macan sebagai bentuk kekejaman terhadap hewan. 

BACA JUGA:Dari Musuh Menjadi Pelindung, Mantan Pemburu Harimau Diusulkan Jadi Duta Harimau

BACA JUGA:Gubernur Bengkulu Tegaskan Harimau Sumatera Sebagai Penjaga Hutan Sehat

Selain itu, ada kekhawatiran mengenai keselamatan penonton dan peserta yang terlibat.

Pada akhirnya, di awal abad ke-20, praktik rampogan macan mulai ditinggalkan. 

Pengaruh modernisasi dan kampanye dari organisasi perlindungan hewan semakin menguat. 

Pada tahun 1905, pemerintah kolonial Belanda secara resmi melarang rampogan macan.

Kategori :