Kondisi ini menjadikan pergerakan anak semakin dibatasi.
Meski menerapkan aturan pada anak termasuk hal yang wajar, namun strict parents seringkali menerapkan aturan yang terkesan sangat berlebihan.
Tidak hanya itu, strict parents juga kerap menerapkan hukuman tertentu pada anak mereka, hukuman ini akhirnya mengikuti aturan yang telah dibuat.
Orang tua dengan pola asuh ini cenderung memberikan hukuman yang beragam, mulai dari bentuk hukuman yang ringan hingga hukuman berat, hingga hukuman fisik.
BACA JUGA:6 Manfaat Mengajarkan Anak Memotong Kuku Sejak Dini, Bukan Cuma Tentang Kebersihan
BACA JUGA:9 Tips Mengajarkan Anak Memahami Aturan Tanpa Bentakan, Ortu Wajib Tahu!
Kondisi ini tentunya sangat tidak baik bagi anak, karena menjadikan anak tidak bebas dalam berekspresi.
Umumnya, pola asuh yang diterapkan strict parents ini terjadi akibat orang tuanya yang juga mendapatkan pola asuh yang sama saat mereka masih anak-anak.
Strick patents akan membuat orang tua cenderung memiliki kontrol yang kuat terhadap kehidupan anak-anak.
Yang pada akhirnya mereka menerapkan pola asuh ini dan membuat orang tua jarang memberikan anak ruang untuk berekspresi.
Akibatnya, anak-anak menjadi tidak memiliki kesempatan untuk dapat bereksplorasi, mengambil resiko, atau bahkan mengembangkan kreativitas mereka sendiri.
BACA JUGA:Jeniffer Bachdim Lepas Anaknya Umur 10 Tahun untuk Kejar Mimpi Seperti Ayahnya Irfan Bachdim
BACA JUGA:Tips Memahami Perbedaan Karakter Anak Perempuan dan Laki-laki yang Perlu Diketahui Orang Tua
Ini lantaran segala hal harus sesuai dengan aturan dan juga espektasi yang ditetapkan orang tua.
Pola asuh ini sejatinya tetap memberikan dampak positif seperti menjadikan anak disiplin dan bertanggung jawab.
Namun di saat yang bersamaan, pola asuh ini juga mampu memberikan dampak negatif seperti memberikan kecemasan, rendah diri hingga anak tidak mampu mengambil inisiatif.