RAKYATBENGKULU.COM - Penipuan yang dialami Bunga Zainal tidak hanya mengakibatkan kerugian materi sebesar Rp 15 miliar, tetapi juga menambah beban mentalnya dengan pencatutan nama dan tuntutan ganti rugi dari para korban.
Bunga Zainal menceritakan bagaimana terlapor, yang merupakan orang terdekatnya, menggunakan kedekatannya untuk menarik lebih banyak korban dengan iming-iming profit besar.
"Bahkan beberapa korban lainnya menyatakan diduga terlapor menggunakan kedekatan saya dan juga nama baik saya untuk mengumpulkan uang investasi," ungkap Bunga Zainal dalam konferensi pers yang digelar pada 29 Agustus 2024.
Ia mengungkapkan bahwa dirinya baru mengetahui pencatutan nama ini saat beberapa korban meminta ganti rugi darinya, padahal ia sendiri juga adalah korban dari penipuan tersebut.
BACA JUGA:Dua Pengedar Narkoba Diringkus di Jalan Tol Bengkulu-Taba Penanjung Usai Aksi Kejar-kejaran
BACA JUGA:Pasangan Dani Hamdani-Sukatno Jalani Tes Kesehatan di RSHD Bengkulu Usai Pendaftaran Resmi
Bunga Zainal menambahkan, "Sehingga beberapa korban lainnya menuntut kerugian kepada saya yang sejatinya saya juga korban terlapor."
Kejadian ini membuatnya mencari kebenaran tentang investasi yang ternyata adalah penipuan.
"Ternyata fakta purchase order yang ditawarkan terlapor kepada saya itu adalah palsu. Betapa terkejutnya saya, terlapor sudah saya anggap seperti keluarga saya sendiri," ujarnya dengan penuh emosi.
Ia juga mengungkapkan betapa sakit hatinya karena terlapor, yang sangat dekat dengan anak-anaknya, telah memanfaatkan nama baiknya.
BACA JUGA:Shio yang Ciong dan Cara Mengatasi Pertengkaran dengan Rekan Kerja di Tahun Ular Kayu 2025
BACA JUGA:Angka Keberuntungan untuk 6 Shio di Tahun Ular Kayu 2025 dan Cara Menggunakannya
"Saya gunakan uang investasi yang merupakan uang masa depan anak-anak saya," katanya dengan meneteskan air mata.
Total investasi yang dilakukan bersama suaminya mencapai Rp 15 miliar, uang yang merupakan hasil kerja keras Bunga Zainal.
Penipuan ini tidak hanya membuat Bunga Zainal terpuruk secara finansial, tetapi juga emosional, karena kepercayaan dan hubungan dekatnya dengan terlapor telah dimanfaatkan untuk menipu korban lain.