4 Ikan Air Tawar yang Sering Salah Dianggap Asli Indonesia

Jumat 13-09-2024,10:57 WIB
Reporter : Hendri Saputra
Editor : Febi Elmasdito

RAKYATBENGKULU.COM – Banyak orang mungkin menganggap beberapa ikan air tawar sebagai spesies asli Indonesia.

Namun, ternyata ikan-ikan ini berasal dari wilayah lain dan diperkenalkan ke Indonesia melalui perdagangan, budidaya, atau pelepasan tidak sengaja.

Berikut adalah empat ikan air tawar yang sering keliru dianggap sebagai ikan asli Indonesia:

1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Ikan Nila sebenarnya berasal dari Afrika, khususnya dari Lembah Sungai Nil dan Danau Afrika Timur.

BACA JUGA:Bejat! Ayah di Bengkulu Utara Diduga Tega Gagahi Anak Kandung, Kini Pelaku Ditangkap Polisi

BACA JUGA:Di Tengah Isu Rumah Tangga, Paula Verhoeven Tegaskan Pentingnya Kemandirian Wanita

Meskipun sangat populer di Indonesia, ikan ini diperkenalkan pada tahun 1969 untuk mendukung industri perikanan lokal.

Ikan Nila dikenal karena kemampuannya beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan dan pertumbuhannya yang cepat.

Namun, sebagai spesies invasif, ikan Nila dapat mengancam ekosistem lokal dan keanekaragaman hayati.

2. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

 Ikan Lele Dumbo adalah spesies asli Afrika yang diperkenalkan ke Indonesia pada tahun 1980-an. Hibridisasi antara lele lokal dan lele asal Afrika ini menghasilkan ikan dengan kemampuan tumbuh lebih besar dan cepat.

BACA JUGA:Di Tengah Isu Rumah Tangga, Baim Wong Tetap Bahagia dan Bersyukur

BACA JUGA:550 Pendaftar CPNS di Bengkulu Tengah Gugur, BKPSDM Ingatkan Warga untuk Waspada Calo

Ikan Lele Dumbo banyak digunakan dalam budidaya karena tingkat produksinya yang tinggi.

Namun, kemampuannya untuk beradaptasi dan bersaing dapat mengancam populasi lele lokal (Clarias batrachus).

3. Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Asalnya dari Asia Timur, khususnya Cina, ikan mas sering dianggap sebagai ikan asli Indonesia. Introduksi ikan ini ke Indonesia terjadi sejak masa kolonial Belanda untuk budidaya perikanan.

Ikan Mas dikenal dengan dagingnya yang lezat dan permintaan pasar yang tinggi.

BACA JUGA:Pemda Bengkulu Utara Masih Sulit Rekrut Dokter Spesialis, Banyak Posisi Kosong

BACA JUGA:Baim Wong Ungkap Alasan Kenapa Belum Bikin Vlog Bareng Paula Verhoeven

Namun, spesies ini cenderung agresif dalam mencari makan, yang sering menyebabkan kerusakan pada ekosistem asli, termasuk tanaman air dan habitat ikan lokal.

4. Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus)

Ikan Patin berasal dari Asia Tenggara, termasuk Thailand dan Sungai Mekong. Meskipun banyak dibudidayakan di Indonesia dan sering dianggap sebagai ikan lokal, ikan Patin sebenarnya diperkenalkan sejak tahun 1970-an untuk memenuhi permintaan pasar.

Ikan Patin dapat mengganggu keseimbangan ekosistem lokal, meskipun budidayanya memberikan manfaat ekonomi besar.

Pengelolaan yang bijak diperlukan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.

BACA JUGA:Sempat Buron, Tersangka Kasus Penggelapan Pajak Rp186 Juta Asal Bengkulu Utara Kini Ditahan di Rutan Bengkulu

BACA JUGA:6 Sayuran Tinggi Protein yang Wajib Ada di Menu Harian Anda dan Baik Dikonsumsi Setiap Hari

Meskipun ikan-ikan ini telah menjadi bagian dari budaya dan industri perikanan Indonesia, mereka bukanlah spesies asli wilayah tersebut.

Perkenalan spesies asing ini sering membawa dampak negatif pada ekosistem perairan lokal, seperti persaingan sumber daya dengan spesies asli dan potensi menjadi spesies invasif.

Pengelolaan dan langkah-langkah konservasi yang bijak sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem perairan di Indonesia.

 

Kategori :