RAKYATBENGKULU.COM - Penting bagi para petani untuk kenali hama pada tanaman buncis, beserta cara untuk mengatasinya.
Budidaya tanaman kacang buncis banyak diminati petani, selain harganya cendrung stabil dan memiliki umur yang relatif pendek.
Sehingga dapat menjadi alternatif bagi petani yang tidak memiliki modal yang cukup untuk berkebun cabai maupun tomat.
Tanaman buncis itu sendiri (Phaseolus Vulgaris L) atau yang lebih dikenal sebagai kacang buncis merupakan tanaman yang sangat mudah dibudidayakan.
Ditinjau dari modal bibit, petani bisa memanfaatkan bibit buncis lokal jenis buncis hijau atau buncis putih dan biasanya petani yang sering menanam kacang buncis pasti menyimpan bibit atau jual bibit kacang buncis lokal.
Jika dibandingkan dengan kacang buncis hibrida yang harganya jauh lebih mahal, bibit kacang buncis lokal menjadi salah satu alternatif bagi petani untuk bertani kacang buncis.
Satu cupak yang lazim disebut masyarakat Bengkulu harganya hanya Rp120.000 atau seberat 1,6 kilogram, sedangkan untuk bibit kacang buncis hibrida harganya 1/2 kilogram mencapai Rp85.000.
Jadi relatif lebih murah jika menggunakan bibit kacang buncis lokalan dan hasilnya pun tak jauh berbeda dengan bibit kacang buncis hibrida yang banyak membutuhkan pupuk kimia maupun pupuk kandang.
Kemudian yang dibutuhkan petani, adalah lanjaran sepanjang 2 meter untuk rambatan buncis dan 1 batang lanjaran harganya Rp800, tergantung berapa banyak petani ingin membudidayakan kacang buncis.
Jika dirasa kurang bisa menggunakan tali rambatan buncis.
Setelah melakukan olah lahan pertanian dengan bedengan 80 Cm dengan jarak antar bedengan 40 cm petani bisa menanam kacang buncis dengan jarak 50 cm 2 baris dan lanjaran bisa dipasang 1 meter setiap lobang tanam, sedangkan sisanya menggunakan tali rambatan.
Kemudian tak kalah penting petani harus tahu apa saja hama yang menyerang kacang buncis supaya bisa ditanggulangi seperti :
1. Kumbang Daun
Gejalanya daun kelihatan berlubang-lubang bahkan kadang-kadang tinggal kerangka atau tulang-tulang daunnya saja. Tanaman menjadi kerdil dan polongnya kecil-kecil.
Pengendaliannya : Bila sudah terlihat adanya telur, larva, maupun kumbangnya maka dapat langsung dibunuh dengan tangan.
Atau dapat juga diberantas dengan insektisida Lannate 25 WP, dengan konsentrasi 1,5-3 cc/l air atau 300-6001 larutan setiap hektar.
BACA JUGA:Perayaan HUT Lantas Ke-69 di Polda Bengkulu: Apresiasi Inovasi dan Dukungan Pengamanan Pilkada 2024
BACA JUGA:Bawaslu Kota Bengkulu Tertibkan 6.451 Alat Peraga Sosialisasi Pilkada yang Melanggar Aturan
2. Penggerek polong
Gejalanya : polong yang masih muda mengalami kerusakan, bijinya banyak yang keropos. Akan tetapi, kerusakan ini tidak sampai mematikan tanaman buncis.
Pengendalian : Dilakukan dengan tanam serentak, usahakan pula tidak ada tanaman inang disekitar tanaman buncis, misalnya tanman orok-orok perlu juga dilakukan penyemprotan dengan insektisida.
3. Lalat kacang
Gejalanya : Daun berlubang-lubang dengan arah tertentu, yaitu dari tepi daun menuju tangkai atau tulang daun, gejala lebih lanjut berupa pangkal batang yang membengkok/pecah kemudian tanaman menjadi layu,berubah kuning, dan akhirnya mati yang masih muda.
Apabila tidak mati maka tumbuhnya kerdil sehingga produksinya sedikit. Pengendalian : Setelah biji buncis ditanam sebaiknya segera diberi penutup jerami daun pisang, penanaman dilakukan secara serentak.
Bila tanaman sudah terserang secara berat maka segeralah dicabut dan dibakar atau dipendam dalam tanah, apabila erangan belum terlalu berat maka segeralah diberi insektisida.
4. Kutu daun
Gejala akan lebih jelas terlihat pada tanaman-tanaman yang masih muda. Bila serangannya hebat, maka pertumbuhannya. Menjadi kerdil dan batang memutar (mimilin). Daunnya menjadi keriting dan kadang berwarna kuning.
Pengendaliannya dengan cara memasukkan musuh alaminya yaitu lembing, lalat dan jenis dari Coccoinellidae, atau dengan menggunakan insektisida Orthene 75 Sp.
5. Ulat jengkal semu
Gejalanya dibawah daun terdapat telur yang bergerombol. Setelah menetas ulatnya akan memakan daun-daun baik yang muda maupun yang tua. Daun menjadi berlubang bahkan dapat habis sama sekali. Akibatnya, tanaman menjadi kerdil karena tidak sempurna melakukan fotosintesis.
Pengendaliannya : dapat dibunuh satu persatu atau dengan sanitasi, yaitu membersihkan gulma-gulma yang dapat dijadikan sebagai tempat persembunyian hama tersebut. Bisa juga dengan menggunakan insektisida Hotathion 40Ec.
Sedangkan untuk pemupukan petani bisa menggunakan npk 16 16 16 dan diperbanyak unsur hara phospat dan kalium saat masa pembungaan atau fase generatif pada tanaman buncis, pada umur 45 hari biasanya kacang buncis sudah bisa dipanen.
Lama masa panen bisa 12 kali petik, dengan interval 4 hati sekali, dan biasanya dalam 1 cupak bibit kacang buncis bisa menghasilkan 1,4 ton kacang buncis dan jika dikalikan harga saat ini Rp10.000 petani dalam waktu 3 bulan bisa menghasilkan uang senilai Rp14.000.000.
Namun tentunya tergantung dari perawatan dan rezeki para petani tersebut, apalagi menjelang pemilihan kepala daerah, jelas kebutuhan kacang buncis meningkat tajam.