RAKYATBENGKULU.COM – Curah hujan yang tinggi di musim penghujan meningkatkan risiko perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penyebar virus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Penting bagi masyarakat untuk memahami cara pencegahan DBD guna mengurangi angka penularan.
DBD adalah infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue, terutama pada anak-anak, melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti.
Selain Aedes aegypti, ada beberapa nyamuk lain yang juga dapat menjadi vektor DBD, yaitu Aedes polynesiensis, Aedes scutellaris, dan Aedes albopictus, meskipun jenis ini lebih jarang ditemukan.
BACA JUGA:Unsur Hara Penting pada Masa Pembungaan Tanaman Hortikultura: Fosfat dan Kalium
BACA JUGA:Polres Rejang Lebong Amankan 9 Tersangka Penyalahgunaan Narkotika dalam Sebulan
Masyarakat perlu memahami faktor risiko DBD untuk mencegah penyebaran penyakit ini.
Beberapa faktor yang memengaruhi kejadian DBD meliputi status gizi, usia, keberadaan vektor nyamuk, domisili, lingkungan sekitar, kebiasaan menggantung pakaian, penggunaan obat antinyamuk, serta praktik 3M.
Pengendalian faktor risiko ini sangat penting, mengingat belum ada pengobatan spesifik untuk penyakit DBD.
Pemerintah menganjurkan metode pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan menerapkan program 3M sepanjang tahun, khususnya di musim penghujan. Program 3M meliputi:
Menguras dan membersihkan tempat penampungan air secara rutin.
BACA JUGA:Suami Temukan Istri Meninggal Gantung Diri di Kamar
BACA JUGA:Rujak Buah Bandung: Kuliner Sehat yang Wajib Dicoba di Kota Bengkulu
Menutup rapat tempat penyimpanan air.
Mengubur barang bekas yang dapat menjadi tempat penampungan air.