BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - BKSDA mengkonfirmasi kemunculan dua harimau Sumatera berbeda di Bengkulu Utara dalam waktu bersamaan.
Warga diminta waspada, sementara upaya evakuasi terus dilakukan.
Dalam tiga bulan terakhir, kemunculan harimau Sumatera di wilayah Bengkulu Utara semakin meresahkan warga.
Meski berada dalam satu kawasan hutan, kemunculan harimau di Kecamatan Napal Putih dan Kecamatan Pinang Raya ternyata melibatkan dua harimau yang berbeda.
BACA JUGA:Diperpanjang 2 Minggu, Kesempatan Terakhir untuk Pemilik Warung Tradisional Mendapatkan Bantuan
BACA JUGA:Antisipasi Keracunan Makanan Kadaluwarsa, Disprindag Bengkulu Minta Warga Cerdas Berbelanja
Hal ini diungkapkan Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Provinsi Bengkulu, Said Jauhari, dalam rapat lintas instansi bersama Polres Bengkulu Utara pada Jumat 11 Oktober 2024.
Menurutnya, perbedaan harimau ini terungkap karena serangan terhadap ternak warga terjadi di dua lokasi berbeda dalam waktu yang bersamaan.
“Kita pastikan harimau di dua lokasi tersebut berbeda, karena kejadiannya di waktu yang bersamaan,” ujar Said Jauhari dikutip KORANRB.ID.
BKSDA telah mendeteksi setidaknya dua harimau Sumatera yang aktif di wilayah tersebut.
BACA JUGA:Ngaku Terlilit Masalah Keuangan untuk Bayar Kontrakan, Mahasiswa di Bengkulu Nekat Curi Sembako
BACA JUGA:Desa di Kabupaten Merauke dan Boven Digoel Raih Dana Insentif Desa Tahun 2024, Berikut Ini Daftarnya
Meskipun demikian, beberapa warga melaporkan telah melihat hingga empat harimau di sekitar kawasan hutan.
Menanggapi ancaman ini, BKSDA telah memasang perangkap di beberapa lokasi yang dilaporkan sering terlihat kemunculan satwa dilindungi itu, namun hingga kini hasilnya masih nihil.
"Kita sudah memasang perangkap harimau, namun memang belum ada hasil,” ungkap Said.
Imbauan Warga untuk Tingkatkan Kewaspadaan
BKSDA juga mengimbau masyarakat di sekitar Napal Putih dan Pinang Raya untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat beraktivitas di luar rumah.
BACA JUGA:10 Fakta Unik Suku Dinka yang Memiliki Postur Tubuh Tinggi Hingga 2 Meter
BACA JUGA:Daftar Desa di Kabupaten Manokwari, Fak Fak dan Teluk Bintuni Raih Dana Insentif Desa Tahun 2024
Warga diminta untuk menyiapkan alat pengusir harimau seperti petasan atau meriam bambu, karena satwa tersebut takut dengan suara keras.
“Harimau ini takut dengan suara keras, jadi warga bisa membunyikan petasan atau meriam bambu untuk mengusirnya kembali ke hutan,” jelas Said.
Selain itu, Polres Bengkulu Utara akan mendirikan delapan posko di titik-titik rawan kemunculan harimau di dua kecamatan tersebut.
Posko ini akan dijaga oleh personel gabungan dari BKSDA, Polri, dan masyarakat setempat.
BACA JUGA:5 Negara dengan Jumlah Zona Waktu Terbanyak di Dunia
BACA JUGA:Tak Disangka, Ini 6 Manfaat Rebusan Kulit Petai Bagi Kesehatan
Posko tidak hanya untuk memberikan imbauan pencegahan, tetapi juga menjadi tempat warga melapor jika melihat tanda keberadaan harimau.
“Di posko akan ada personel gabungan termasuk BKSDA dan masyarakat setempat. Sehingga selain memberikan imbauan pencegahan, posko tersebut juga menjadi tempat warga melapor atau memberikan informasi,” kata Kapolres Bengkulu Utara, AKBP Lambe Patabang Birana, S.IK, MH.
Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat menekan risiko serangan harimau terhadap ternak maupun warga, serta membantu proses evakuasi harimau yang kemungkinan bisa mendekati pemukiman.