Belajar dari Pandemi COVID-19

Senin 28-10-2024,09:06 WIB
Reporter : Heri Aprizal
Editor : Heri Aprizal

Di tengah badai nestapa ini, sistem kesehatan Indonesia nyaris runtuh. Rumah sakit di berbagai wilayah, terutama Sumatera, Jawa, dan Bali kehabisan tempat tidur. Stok oksigen medis menjadi sangat terbatas, bahkan langka di pasaran, sehingga banyak pasien terpaksa berjuang di rumah tanpa perawatan yang memadai. Tenaga medis yang berada di garis terdepan dan bekerja tanpa kenal lelah, sementara kelelahan fisik dan mental terus menghantui mereka.

BACA JUGA:Polres Rejang Lebong dan Pemkab Sita Belasan Jerigen Miras Lokal dan Pabrikan di Operasi Pekat

BACA JUGA:Ingin Mengganti PIN dan Nomor HP pada BRImo? Berikut Langkah-langkah yang Harus Dilakukan

Namun, di balik penderitaan ini, ada secercah harapan yang datang melalui program vaksinasi nasional yang dimulai pada Januari 2021.

Kala itu, Jokowi menjadi orang Indonesia pertama yang divaksin, dan ia berhasil menangkis keraguan publik terhadap vaksin COVID-19 setelah jarum suntik menusuk lengan kirinya.

Pemerintah menyadari bahwa vaksinasi adalah kunci untuk memulihkan keadaan, memacu “gas” melalui distribusi vaksin secara masif.

Hingga akhir tahun 2022, lebih dari 205 juta orang Indonesia telah mendapatkan vaksinasi, dengan lebih dari 172 juta di antaranya telah menerima dua dosis vaksin. Vaksin yang digunakan beragam merek dari luar negeri hingga produksi dalam negeri, yakni Vaksin Merah Putih.

BACA JUGA:Mengatasi FOMO di Era Media Sosial dengan Mudah

BACA JUGA:Daftar Lengkap Cabang BRI yang Buka Layanan Weekend Banking

Pada saat yang sama, Pemerintah juga menggencarkan pemberian booster atau dosis ketiga, terutama untuk memperkuat kekebalan populasi terhadap varian-varian baru yang terus bermunculan.

Program vaksinasi ini tidak hanya berhasil menurunkan angka kematian, tetapi juga memberikan dorongan besar bagi masyarakat untuk kembali beraktivitas.

Bangkit kembali

Alhasil, pada pertengahan 2022, jumlah kasus mulai menurun secara signifikan, memberi ruang bagi ekonomi untuk kembali bangkit, meski masih di bawah bayang-bayang pandemi.

Program Pemulihan Ekonomi Nasional atau PEN yang diluncurkan Pemerintah menjadi tulang punggung dalam menjaga stabilitas sosial dan ekonomi. Pada tahun 2021, Pemerintah mengalokasikan Rp744,75 triliun untuk program ini, anggaran yang lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya senilai Rp695,2 triliun.

BACA JUGA:Mantap! Nikmati Keleluasaan Transaksi dengan Kenaikan Limit BRI, Berlaku per 29 November 2024

BACA JUGA:Kenali Tanda-Tanda Kecemasan Sosial di Zaman Digital dan Cara Mengatasinya

PEN mencakup pelbagai kebijakan yang dirancang untuk melindungi UMKM, memberikan bantuan sosial kepada masyarakat terdampak, dan menjaga sektor-sektor strategis agar tetap berjalan.

Kategori :