Belajar dari Pandemi COVID-19

Senin 28-10-2024,09:06 WIB
Reporter : Heri Aprizal
Editor : Heri Aprizal

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan bahwa hingga Oktober 2021, realisasi anggaran PEN telah mencapai Rp433,91 triliun atau sekitar 58,3 persen dari total pagu anggaran.

Namun, meskipun angka-angka tersebut menunjukkan upaya yang luar biasa, cerita di balik data ini jauh lebih manusiawi. Setiap kebijakan yang diambil Pemerintah mencerminkan upaya untuk menjaga kehidupan dan martabat rakyat.

Bantuan sosial tidak hanya berupa angka yang didistribusikan, tetapi juga tentang memastikan bahwa setiap keluarga yang terdampak bisa tetap memiliki harapan.

BACA JUGA:Fitur Kirim Barang BRImo Mudahkan UMKM

BACA JUGA:BSCE BRI 2024, Ajang Pegawai BRI Tingkatkan Layanan ke Nasabah

Program PEN, di satu sisi, menjadi penopang bagi mereka yang kehilangan pekerjaan dan pendapatan, sementara di sisi lain memberikan ruang bagi pelaku usaha untuk bertahan,  bahkan tumbuh kembali.

Pada akhir tahun 2022, meskipun total kasus COVID-19 di Indonesia mencapai sekitar 6,7 juta, dengan 160 ribu korban jiwa, tanda-tanda pemulihan mulai terlihat jelas.

Vaksinasi massal dan kebijakan yang adaptif membantu menurunkan jumlah kasus harian, sementara aktivitas ekonomi mulai bergerak dan menunjukkan tanda-tanda kuat pemulihan.

Di balik angka tersebut ada perubahan yang lebih mendalam di masyarakat. Pandemi ini mengajarkan banyak orang untuk lebih peduli kepada kesehatan, untuk lebih menghargai waktu yang mereka habiskan bersama keluarga, dan untuk tetap menjaga kebersamaan di tengah kesulitan.

BACA JUGA:Mengenal Quarter-Life Crisis dan Cara Ampuh Menghadapinya

BACA JUGA:Agen BRILink: Solusi Perbankan Mudah di Era Digital

Bagi Pemerintah, pandemi ini adalah ujian yang luar biasa, bukan hanya soal menjaga keseimbangan antara “rem” dan “gas”, melainkan juga bagaimana cara membangun kembali kepercayaan publik meskipun tidak luput dari kritik dan tantangan.

Kebijakan yang diambil pun acap kali berubah dengan cepat beriringan dengan perkembangan situasi, dan ini--kadang--menimbulkan kebingungan di kalangan masyarakat.

Namun di tengah semua itu, Pemerintah berupaya keras untuk memberikan edukasi dan komunikasi yang transparan, dengan harapan bahwa setiap kebijakan yang diambil dipahami sebagai upaya bersama untuk melindungi seluruh rakyat Indonesia.

Pelajaran dari pandemi ini akan menjadi fondasi bagi Indonesia menghadapi krisis pada masa depan. Strategi “rem” dan “gas” bukan hanya soal menyeimbangkan sosial ekonomi tapi juga tentang fleksibilitas, empati, dan gotong-royong, tiga nilai yang memang melekat pada karakter bangsa ini.

BACA JUGA:Gunakan Layanan E- Banking BRI Miliki Banyak Keuntungan

Kategori :