Menurut teori self-determination, manusia punya tiga kebutuhan utama yaitu otonomi, kompetensi, dan hubungan sosial.
Kalau salah satunya nggak terpenuhi, rasa malas bisa muncul sebagai sinyal bahwa ada sesuatu yang nggak seimbang.
Misalnya,
Kalau Kamu terus dipaksa melakukan sesuatu tanpa merasa memiliki kontrol (otonomi), rasa malas cenderung meningkat.
Saat Kamu merasa nggak cukup kompeten untuk menyelesaikan tugas, otakmu secara otomatis memilih "jalan aman" untuk nggak memulai sama sekali.
BACA JUGA:Motivasi untuk Anak Muda Zaman Sekarang, Quotes Keren tentang Malas dan Rajin
BACA JUGA:Malas Itu Manusiawi, Jadi Kapan Kita Harus Mengikuti dan Kapan Harus Melawan?
Apakah Malas Sama dengan Prokrastinasi?
Banyak orang sering menyamakan malas dengan prokrastinasi, padahal keduanya beda.
Malas Lebih sering terkait dengan kurangnya motivasi atau energi.
Prokrastinasi Penundaan yang disengaja meski Kamu tahu ada konsekuensi negatif.
Misalnya, menonton serial favorit saat Kamu seharusnya belajar adalah bentuk prokrastinasi, sementara malas biasanya nggak melibatkan keputusan sadar untuk menunda.
BACA JUGA:Cara Mengatasi Rasa Malas dalam Melaksanakan Shalat: Tips Agar Kecanduan Beribadah
BACA JUGA:Malas atau Burnout? Kenali Perbedaannya dan Temukan Solusinya
Apa yang Sebenarnya Terjadi di Otak Saat Malas?
Menurut psikologi, malas bisa terjadi karena ketidakseimbangan antara reward system di otak dan tugas yang dihadapi.