Keramik bisa kehilangan kilauannya, dan jika terus dibiarkan, warnanya bisa memudar atau permukaannya menjadi kasar.
Selain itu, paparan klorin dalam waktu lama dapat menyebabkan bau yang tidak sedap, merusak saluran air, dan meningkatkan biaya perawatan.
3. Citric Acid (Asam Sitrat)
Asam sitrat adalah bahan alami yang sering digunakan untuk membersihkan kerak atau noda yang sulit hilang.
BACA JUGA:79 PNS di Kabupaten Kaur Akan Pensiun, Kekurangan Guru Semakin Bertambah
BACA JUGA:Dinas PMD Seluma Imbau Pemdes Alokasikan 20 Persen Dana Desa untuk Ketahanan Pangan
Namun, meskipun lebih aman dibandingkan asam klorida, asam sitrat tetap dapat menyebabkan kerusakan jika digunakan dalam konsentrasi tinggi atau terlalu sering.
Asam ini dapat mempengaruhi lapisan pelindung keramik dan menyebabkan goresan halus yang lama kelamaan bisa memperburuk penampilan keramik. Selain itu, asam sitrat juga dapat merusak sealant yang melapisi sambungan antar keramik.
4. Sabut Kawat
Sabut kawat memang efektif untuk menghilangkan noda keras pada permukaan keramik. Namun, penggunaannya dapat menyebabkan goresan pada permukaan keramik, terutama jika digunakan dengan tekanan yang terlalu kuat.
Goresan-goresan kecil ini akan membuat keramik terlihat kusam, dan jika digunakan terlalu sering, keramik akan kehilangan keindahannya.
BACA JUGA:Hari Terakhir Operasi SAR: Jenazah Jurnalis Akhirnya Ditemukan di Tanjung Neraka
BACA JUGA:178 Sapi di Seluma Sembuh dari PMK, 13 Ekor dalam Proses Pemulihan
Selain itu, permukaan yang tergores juga lebih mudah kotor dan sulit dibersihkan, sehingga menambah biaya perawatan.
Kerugian Jika Keramik Rusak
Jika keramik toilet rusak karena penggunaan pembersih yang salah, kerugian yang ditimbulkan bisa cukup besar. Selain biaya untuk mengganti atau memperbaiki keramik, Anda juga perlu mempertimbangkan biaya perawatan yang meningkat.