
“Kami memiliki hubungan yang harus kami atur ulang dan bangun kembali,” tambah Rasool.
BACA JUGA:Mengapa Anak Lebih Nyaman Belajar dengan Orang Lain daripada Orang Tua? Ini Alasannya
BACA JUGA:Aksi Komplotan Curanmor di Bengkulu Terbongkar, Polisi Tangkap Tiga Pelaku
Pengusiran Ebrahim Rasool dari AS menjadi bukti nyata bahwa hubungan antara Washington dan Pretoria semakin memanas.
Meskipun demikian, Rasool menegaskan bahwa kepergiannya bukanlah sebuah kekalahan, melainkan bagian dari perjuangan Afrika Selatan dalam mempertahankan kebijakan luar negerinya.
Dengan hubungan yang semakin tegang, langkah berikutnya dari kedua negara masih menjadi tanda tanya besar.
Apakah akan ada upaya diplomasi lebih lanjut, atau ketegangan ini justru akan semakin memperlebar jarak antara Afrika Selatan dan Amerika Serikat?