
MAKKAH, RAKYATBENGKULU.COM – Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengingatkan jamaah haji Indonesia yang melakukan nafar awal untuk tidak terburu-buru melaksanakan tawaf ifadah.
Hal ini dikarenakan kondisi di Kota Makkah dan Masjidil Haram diprediksi akan sangat padat menjelang puncak ibadah haji.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief, menyampaikan bahwa para jamaah nafar awal disarankan menunda pelaksanaan tawaf ifadah hingga situasi lebih longgar, kecuali bagi mereka yang dijadwalkan dipulangkan lebih awal sesuai kloter.
BACA JUGA:Film
“Situasi di Makkah, khususnya di Masjidil Haram, akan sangat ramai karena jamaah dari berbagai negara melakukan nafar awal pada 12 Dzulhijah. Kondisi ini akan membuat perjalanan bus antar lokasi menjadi lebih lambat dan penuh tantangan,” ujar Hilman saat ditemui di Makkah, Minggu, sebagaimana dilansir antaranews.com.
Dia menambahkan bahwa kemacetan dan kepadatan di kota suci ini akan memengaruhi mobilitas jamaah, sehingga kesabaran dan kepatuhan terhadap arahan petugas sangat dibutuhkan.
“Keselamatan adalah prioritas utama. Kami berharap jamaah tetap bersama kelompoknya, mematuhi arahan petugas, dan menjaga kesehatan selama masa ibadah,” tambahnya.
BACA JUGA:Pelindo Mulai Normalisasi Alur Pelabuhan Pulau Baai, Siap Sambut Kapal Besar
BACA JUGA:Gaji PPPK Tahap I 2024 Mukomuko Cair Agustus, Pelantikan Digelar Akhir Juni
Sementara itu, proses lempar jumrah untuk jamaah Indonesia telah dimulai sejak Jumat, 6 Juni (10 Dzulhijah), dan akan berlanjut selama hari tasyrik pada 7, 8, dan 9 Juni (11, 12, dan 13 Dzulhijah).
Bagi jamaah yang memilih nafar awal, mereka harus meninggalkan Mina sebelum malam 12 Dzulhijah.
Jika masih berada di Mina melewati waktu tersebut, jamaah harus mengikuti nafar tsani dan melanjutkan lempar jumrah hingga tanggal 13 Dzulhijah.
BACA JUGA:Mendes Yandri Pastikan Kehadiran Koperasi Desa Merah Putih Tak Akan Menggerus BUMDes
BACA JUGA:Hangatnya Samgyetang, Sup Ayam Ginseng Korea yang Cocok Dinikmati Saat Musim Hujan