
RAKYATBENGKULU.COM - Sebuah video kreatif sekaligus unik dari akun TikTok @boyanknow baru-baru ini menyedot perhatian publik setelah menampilkan orang-orang yang menggunakan daun teratai sebagai pelindung wajah dari sengatan matahari.
Fenomena ini disebut sebagai alternatif alami dari tabir surya (sunscreen) dan viral karena dianggap ramah lingkungan, gratis, serta praktis.
Dalam video yang diunggah pada bulan Mei 2025, terlihat dua orang mengenakan topi jerami dan daun teratai berbentuk masker saat mengendarai sepeda motor.
Daun itu dilubangi di bagian mata dan hidung, membentuk masker yang menutupi seluruh wajah.
BACA JUGA:AS Serang Fasilitas Nuklir Iran, Ketegangan Memuncak di Tengah Konflik Timur Tengah
BACA JUGA:Panik, Pertama Kali Anak Alami PMS? Ini Cara Cerdas Orang Tua Menghadapinya
Di sekeliling mereka tampak tanaman teratai tumbuh subur di atas air, menambah kesan alami dari konten tersebut.
Tak berhenti sampai di situ, pada unggahan lanjutan tanggal 18 Juni 2025, @boyanknow memperlihatkan lebih banyak orang menggunakan masker dari daun teratai saat beraktivitas di luar ruangan, terutama ketika bersepeda.
Konten ini mendapat banyak komentar positif karena menghadirkan solusi alami dalam menghadapi suhu panas ekstrem, terutama di musim panas.
Fenomena ini muncul dari keresahan banyak orang terhadap panas matahari yang menyengat, namun ingin mencari perlindungan yang sederhana dan tidak mengandung bahan kimia seperti sunscreen pada umumnya.
BACA JUGA:Peace Lily: Tanaman Cantik yang Elegan, Dramatis, dan Penuh Manfaat
BACA JUGA:Program Seragam Gratis Terancam Gagal Tahun Ini, Pemkab Lebong Tunggu Kepastian Dana
Daun teratai, yang dikenal memiliki permukaan lebar dan sifat tahan air, ternyata cukup efektif untuk menghalau langsung paparan sinar matahari ke kulit wajah.
Dengan menambahkan tiga lubang di bagian penting seperti mata dan hidung, daun ini bisa dikencangkan ke wajah layaknya masker pelindung.
Bahan alami ini tidak hanya berfungsi sebagai pelindung fisik, tetapi juga membawa kesan estetik dan ekosentris di tengah tren gaya hidup berkelanjutan.