
Respons warganet beragam, mulai dari yang mengapresiasi kreativitas hingga yang menyarankan penggunaan pelindung matahari modern tetap diperlukan untuk perlindungan kulit jangka panjang.
BACA JUGA:Kasus KUR BRI Tes Memanas Lagi, Tiga Tersangka Naik Sidang: Satu Masih Buron
Meski demikian, video tersebut telah menginspirasi banyak pengguna media sosial untuk mengeksplorasi alternatif yang lebih alami dalam menjaga kesehatan kulit saat berada di bawah terik matahari.
Fenomena ini juga menjadi pengingat bahwa kreativitas lokal dan kearifan lingkungan bisa menjadi solusi unik di tengah tantangan iklim ekstrem.
Meski daun teratai mungkin belum bisa menggantikan perlindungan total sunscreen modern, penggunaannya sebagai pelindung sementara telah membuktikan bahwa inovasi alami tetap punya tempat di era digital saat ini.