
RAKYATBENGKULU.COM – Dalam situasi krisis, seperti inflasi tinggi, kenaikan harga bahan pokok, hingga ketidakpastian ekonomi, masyarakat dituntut semakin bijak dalam mengelola pengeluaran.
Salah satu pertanyaan paling mendasar yang sering muncul adalah: mana yang harus didahulukan, kebutuhan atau keinginan?
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang mutlak diperlukan untuk bertahan hidup dan menjalankan kehidupan sehari-hari.
Ini mencakup kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan.
BACA JUGA:Terungkap! Ladang Ganja 25 Hektare di Aceh, 960 Ribu Batang Dimusnahkan
Sedangkan keinginan lebih mengarah pada hal-hal tambahan yang sifatnya tidak mendesak, seperti gawai terbaru, makan di restoran mahal, atau liburan ke luar kota.
Dalam kondisi normal, menyeimbangkan antara kebutuhan dan keinginan mungkin terasa mudah.
Namun, di tengah krisis, keputusan itu harus dilakukan lebih hati-hati. Kesalahan dalam memilih bisa berujung pada kesulitan finansial jangka panjang.
Misalnya, memprioritaskan belanja konsumtif daripada menyiapkan dana darurat, atau membeli barang mewah alih-alih membayar cicilan penting.
BACA JUGA:Rapat Paripurna DPRD Bengkulu Selatan Soroti PAD dan Pengelolaan Aset Daerah
BACA JUGA:Kebakaran Lahap Rumah Warga di Permata Cimanuk, Menantu dan Cucu Selamat dari Kobaran Api
Langkah awal untuk bersikap bijak adalah dengan menyusun anggaran berdasarkan skala prioritas.
Alokasikan penghasilan terlebih dahulu untuk kebutuhan pokok, seperti makanan, transportasi, listrik, dan biaya sekolah anak.
Setelah kebutuhan dasar terpenuhi dan masih ada sisa, barulah mempertimbangkan keinginan dengan batasan yang realistis.