IKA PMII Siap Kawal Asta Cita Prabowo-Gibran, Bakal Bentuk Lembaga Think Tank

JAKARTA, RAKYATBENGKULU.COM – Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) menyatakan komitmennya untuk mendukung penuh visi besar Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. 

Hal ini disampaikan dalam Rakernas I PB IKA PMII yang digelar di Jakarta, Minggu (13/7), sebagaimana dilansir antaranews.com.

Ketua PB IKA PMII Hery Haryanto menegaskan bahwa kepengurusan yang baru dikukuhkan kini siap bekerja dan bersinergi dengan pemerintah untuk menyukseskan delapan cita-cita prioritas nasional tersebut.

BACA JUGA:Bappenas Gandeng Unusa & ITS, Pacu Inovasi Riset untuk Capai Target SDGs Lebih Cepat

BACA JUGA:Muhammadiyah Mantap Perkuat BPRS, Jadi Langkah Awal Menuju Bank Syariah Besar?

“PB IKA PMII di bawah kepemimpinan sahabat Subchi dan Sekjen sahabat Nur Purnamasidi sudah sah dan diakui pemerintah. Kami siap membantu pemerintah mewujudkan Asta Cita dengan mengedepankan nilai-nilai perjuangan PMII dan aspirasi rakyat,” tegas Hery.

Rencana Strategis: Bentuk Lembaga Think Tank

Dalam mendukung program prioritas nasional itu, PB IKA PMII juga berencana membentuk lembaga think tank sebagai pusat kajian dan inovasi. 

Lembaga ini akan menjadi ruang bagi para pakar dan pemikir progresif untuk menyusun gagasan tandingan terhadap kebijakan pemerintah yang dirasa kurang berpihak pada rakyat.

BACA JUGA:Cegah Banjir Parah, Pemkot Bengkulu Gelontorkan Rp1,3 Miliar Bangun Jembatan Baru di Pekan Sabtu!

BACA JUGA:Hingga Juli 2025, Lebih dari 24 Ribu UMKM Bengkulu Nikmati KUR Rp1,8 Triliun! Ini Daerah Penyaluran Tertinggi

“Pak Prabowo terbuka terhadap ide-ide besar dan progresif. Kami ingin menghadirkan sumbangsih intelektual yang nyata untuk memastikan program pemerintah berjalan di rel yang tepat,” ujarnya.

Perempuan PMII Turut Ambil Peran

Rakernas ini juga dirangkai dengan pelantikan IKA Perempuan PMII, sebagai upaya memperkuat peran perempuan dalam pembangunan nasional. 

Ketua IKA Perempuan PMII Luluk Nur Hamidah menyebut bahwa populasi perempuan yang kini lebih dari 50 persen harus diberi ruang strategis dalam setiap agenda pembangunan.