Krisis Vaksin, Ngorok Serang 1.898 Ekor Sapi di Bengkulu

Kamis 24-07-2025,07:40 WIB
Reporter : Febi Elmasdito
Editor : Febi Elmasdito

RAKYATBENGKULU.COM - Ancaman penyakit ngorok atau septicaemia epizootica kembali membayangi dunia peternakan di Provinsi Bengkulu. 

Lonjakan kasus yang sangat tajam dalam enam bulan terakhir menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan peternak dan pemerintah daerah. 

Hingga akhir Juli 2025, total 1.898 ekor sapi tercatat positif terserang penyakit mematikan ini, yang dikenal menyebar cepat dan memiliki tingkat kematian tinggi.

Menurut Plt. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu, Sri Herlin Despita, peningkatan kasus yang signifikan terjadi dalam dua triwulan terakhir.

BACA JUGA:Bengkulu Masuk Daftar Prioritas Sekolah Unggul Garuda, 20 Hektare Lahan di Rejang Lebong Disiapkan

BACA JUGA:Seleksi PPPK Rejang Lebong Dihujani 52 Laporan, Pemkab Lakukan Verifikasi Ketat

“Sampai Juli ini penyakit ngorok terus ada bahkan jumlahnya mengalami peningkatan secara signifikan,” jelas Sri, Rabu, 23 Juli 2025.

Lonjakan ini terlihat mencolok saat membandingkan data per triwulan. 

Jika pada triwulan pertama 2025 jumlah kasus masih berada di angka 485 ekor, maka pada triwulan kedua angka itu meroket hampir empat kali lipat.

“Jika lihat pergerakan dari triwulan I itu berada di angka 485 melonjak drastis hingga 1.898 ekor di triwulan II,” tambahnya.

Dari total kasus tersebut, sebanyak 485 ekor sapi dilaporkan mati, menyebar di sejumlah kabupaten/kota di Bengkulu. 

Penyakit ngorok, yang ditularkan melalui bakteri dan menyerang sistem pernapasan sapi, terbukti sangat mematikan apabila tidak segera ditangani.

Yang lebih memprihatinkan, penanganan kasus ini terhambat oleh minimnya pasokan vaksin. 

BACA JUGA:Pengembalian Uang Langsung ke Polda, Saksi Kasus Suap PDAM Bengkulu Mulai Cuci Tangan

BACA JUGA:BREAKING NEWS: 5 Tersangka Korupsi Tambang Batu Bara Rp500 Miliar Ditahan Kejati, Ada Bos Tambang Bebby Hussy

Kategori :