Jay Hernandez Hidupkan Batman Versi Mesoamerika dalam Film Animasi Baru DC

RAKYATBENGKULU.COM - Batman bukan lagi sekadar sosok miliarder penyendiri dari Gotham. Dalam versi terbarunya, sang Ksatria Kegelapan lahir kembali dalam balutan budaya Aztec abad ke-16 sebagai Yohualli Coatl. 

Warner Bros Animation secara resmi meluncurkan film Aztec Batman: Clash of Empires dalam ajang San Diego Comic-Con 2025, dan dunia pun dikejutkan dengan transformasi paling radikal dari karakter legendaris ini.

Dengan latar Mesoamerika yang kaya akan mitologi dan konflik kolonial, kisah ini membawa penonton jauh dari Gotham ke kota Tenochtitlán, pusat peradaban Aztec yang megah. 

Di sanalah Yohualli, seorang pemuda yang menyaksikan kematian tragis ayahnya di tangan conquistador Spanyol, menemukan jalannya sebagai pembela keadilan. 

BACA JUGA:Bukan Gimmick, Samsung Galaxy Z Fold 7 Buktikan Ponsel Bisa Jadi Alat Kerja Profesional

BACA JUGA:Menteri Bahlil Pacu PLTM Wabudori, Papua Jadi Contoh Pengembangan Energi Bersih Nasional

Ia dibimbing oleh Yoka, imam agung kuil Dewa Kelelawar Tzinacan, menggantikan sosok Alfred dalam kisah klasik.

Tak ada lagi Batmobile atau gadget WayneTech. 

Senjata dan peralatan Batman kini berasal dari keahlian lokal dan spiritualitas suku Aztec.

 Jubahnya bukan hasil eksperimen laboratorium, melainkan simbol warisan leluhur yang mengakar dalam budaya dan keyakinan masyarakat saat itu.

Transformasi ini digarap serius oleh sutradara Juan Meza-Léon, yang berkolaborasi dengan penulis naskah Ernie Altbacker, sosok di balik Green Lantern: The Animated Series. 

Diperkuat oleh José C. García de Letona, Aaron D. Berger, serta Michael Uslan, nama besar di jagat sinema Batman, film ini menunjukkan bahwa Batman bisa lebih dari sekadar pahlawan modern, ia adalah simbol yang bisa menyesuaikan diri dengan konteks budaya mana pun.

BACA JUGA:Dinas Perkim Mukomuko Usulkan Rp700 Juta untuk Bedah Rumah Tahun 2026

BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Tunggu Persetujuan Gubernur untuk Terapkan Skema Jasa Outsourcing

Sumber: