Hutan yang Menyusut, Bencana Mendekat
Bencana mendekat akibat hutan yang menyusut.--ANTARA
Mataram (ANTARA) - Hujan turun deras di perbukitan Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Air berwarna cokelat mengalir cepat dari lereng-lereng yang nyaris tanpa pepohonan. Di hilir, sungai meluap, sawah terendam, rumah warga terancam.
Pola ini berulang hampir setiap musim hujan. Di balik banjir dan longsor yang datang silih berganti, ada cerita panjang tentang hutan yang terus menyusut.
Pembalakan liar bukan isu baru di NTB. Namun dalam beberapa tahun terakhir, tekanannya kian terasa di wilayah Sumbawa, Bima, dan Dompu.
Bukit-bukit yang dulu hijau, kini berubah menjadi lahan terbuka. Kayu ditebang tanpa izin, kawasan hutan dirambah, batas lindung dan produksi makin kabur.
BACA JUGA:Menteri Trenggono Pastikan Kebijakan Lindungi Kesejahteraan Nelayan
BACA JUGA:Prabowo Perintahkan Lumbung Pangan Dibangun hingga Tingkat Desa
Fenomena ini tidak berdiri sendiri, melainkan terhubung dengan persoalan ekonomi, lemahnya pengawasan, dan kebijakan yang tidak selalu berpihak pada daya dukung lingkungan.
Desakan terbuka dari kepala daerah di Pulau Sumbawa kepada pemerintah provinsi menandai titik kritis persoalan ini.
Surat resmi Bupati Bima kepada Gubernur NTB tentang kondisi hutan yang kian gundul menjadi sinyal bahwa kerusakan telah melewati ambang kewajaran.
Permintaan ketegasan itu bukan sekadar administrasi pemerintahan, melainkan cerminan kegelisahan daerah yang berada di garis depan dampak ekologis.
BACA JUGA:AHM Bekali Ribuan Pelajar SMK dengan Teknologi Honda Terbaru
BACA JUGA:Step Up dengan Generasi Terbaru, All New Honda Vario 125 Semakin Keren dan Sporty
Pembalakan liar dan perambahan hutan di NTB tidak lagi bersifat sporadis. Data penindakan menunjukkan ratusan balok kayu dengan puluhan meter kubik volume diamankan hanya dalam satu rangkaian operasi.
Rekaman video aktivitas penebangan di dalam kawasan hutan memperlihatkan bahwa praktik ini berlangsung sistematis, memanfaatkan lemahnya pengawasan dan terbatasnya sumber daya aparat kehutanan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


