Simpang 5 jadi Kawasan Fatmawati
BENGKULU – Simpang Lima Ratu Samban atau dikenal dengan Simpang Lima Suprapto bakal disulap menjadi kawasan Fatmawati. Pemprov Bengkulu tahun ini melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Bengkulu sudah memulai dengan pembuatan master plan Kawasan Fatmawati senilai Rp 479,957 juta.
“Jadi kita itu berencana design besar itu membangun Kawasan Fatmawati. Nanti keterpaduan monumen Fatmawati Simpang 5, gedung BNI itu eks rumah Fatmawati sudah kita usulkan ke kementerian BUMN dan DPRD juga,” kata Gubernur Bengkulu, Dr. H. Rohidin Mersyah.
Rohidin menerangkan, tujuan konsep pembangunan kawasan Fatmawati tersebut karena ingin mengembalikan situs sejarah atau jejak keberadaan Fatmawati di Bengkulu yang tak lain merupakan tokoh nasional. Ibu negara pertama, dan memiliki peran penting pada saat peristiwa kemerdekaan Republik Indonesia karena merupakan penjahit bendera merah putih yang dikibarkan pada proklamasi kemerdekaan RI.
“Dari monumen, gedung BNI kemudian nanti, dari masjid sampai rumah ibu Fatmawati sekarang ini maunya kita dibebaskan menjadi taman Fatmawati. Jadi design besarnya seperti itu,” beber Rohidin.
Dengan keberadaan Kawasan Fatmawati ini nantinya, sambung Rohidin, ketika orang-orang melalui lokasi ini bisa mengingatkan bahwa seorang tokoh nasional pernah berada di kawasan ini, baik itu dari perumahan kampungnya maupun dari simbol monumen Fatmawati yang sudah berdiri di Simpang Lima Suprapto sekarang ini. Meskipun saat ini sudah berdiri simbol, namun menurut Rohidin itu belum bisa langsung menunjukan bahwa tersebut Kawasan Fatmawati. Termasuk untuk konsep lokasi jual beli pernak pernik atau oleh-oleh khas Bengkulu.
“Kalau sekarang orang belum bisa mengetahui. Seperti di daerah lain ada kawasan apa, ini kawasan apa. Jadi Kawasan Fatmawati ada monumen simbolnya, rumah beliau, dan kawasan tetangga beliau. Maunya kita itu menjadi Kawasan Fatmawati,” jelas Rohidin.
Saat ditanya kapan Kawasan Fatmawati bisa diwujudkan, alumni UGM ini menerangkan bahwa Pemprov masih memerlukan rincian biaya atau anggaran untuk kebutuhan pembangunan Kawasan Fatmawati ini. “Kita buat DED (Design Engeenering Detail) dulu, butuh dana berapa, pembebasan lahan butuh berapa, gedung apa yang bisa dibangun baru nanti keluar kebutuhan semuanya,” demikian Rohidin. (key)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: