Belajar Online Terkendala Internet Sekolah Siapkan Modul Belajar
BENTENG – Gubernur sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang proses pembelajaran tingkat SMA se Provinsi Bengkulu. Dalam SE tersebut dijelaskan, wilayah zona hijau tetap melaksanakan pembelajaran dalam jaringan (Daring) atau online. Tetapi, penerapannya di Kabupaten Benteng agaknya akan terkendala. Menurut Kepala Cabang Dinas (Cabdin) Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Wilayah VIII Bengkulu Tengah (Benteng), Adang Parlindungan, SH, M.Pd ada beberapa SMA/SMK di Benteng yang kesulitan mengakses jaringan internet. “Sekolah ini terkendala dengan jaringan yang tidak terjangkau internet. Selain itu siswa yang tidak memiliki kuota dan siswa yang tidak memiliki hand phone (HP) android. Seperti SMAN 7, SMKN 3, SMKN 1 yang dapat dipastikan sangat terkendala dengan program pembelajaran memalui sistem daring ini. Bahkan dibeberapa SMA/SMK lainnya masih ada juga siswa yang terkendala karena tidak memiliki HP,” ungkapnya. Dia menambahkan, untuk mengatisipasi semua ini, Cabdin Dikbud wilayah VIII Benteng sudah meminta kepada sekolah untuk memberikan modul untuk melakukan pembelajaran di rumah. Nantinya semua murid akan disuruh untuk datang ke sekolah dengan secara bergantian atau terjadwal agar tidak terlalu banyak massa dalam pemberian modul ini. “Bagi SMA yang sudah mampu untuk melakukan pembelajaran melalui online kepada siswanya, kemarin kita sempat menawarkan aplikasi berbayar kepada sekolah. Tetapi semua keputusan masih dikembalikan ke sekolah masing-masing dan nampaknya banyak sekolah yang keberatan dan akan menggunakan aplikasi zoom mapun menggunakan grup WhatsAap yang sudah dibuat oleh guru yang bersangkutan,” jelasnya. Lanjutnya, kedepannya Cabdin Dikbud wilayah VIII Benteng juga akan meminta laporan kepada setiap sekolah bagaimana proses pembelajaran mereka melalui online ini. “Kalau metode ini dilaksanakan, kita juga bingung bagaimana siswa bisa mendapatkan proses belajar mengajar seperti biasanya,” ujarnya. Di tempat yang berbeda, Kepala Sekolah SMAN 7 Benteng, Aprianto Kasman menjelaskan, sekolahnya mengalami kesulitan apabila harus melaksanakan metode pembelajaran online. Sebab metode pembelajaran online pada semester lalu, dari 30 siswa, hanya 10 siswa yang memiliki HP android. “Selain itu, siswa yang memiliki HP itu ada juga kendala karena tidak memiliki kuota untuk melaksanakan pembelajaran online ini. Kemudian ada juga siswa yang di tempat tinggalnya susah sinyal untuk menerapkan metode ini,” katanya. Dia menambahkan, untuk siswa baru, pihak sekolah masih akan melakukan pengecekkan. Berapa orang yang memiliki Hp dan tidak memiliki Hp. Hari ini pihak sekolah akan menyuruh siswa untuk datang ke sekolah untuk menanyakan hal tesebut. Kemudian dalam mengantisipasi kendala ini, pihak sekolah memberikan modul kepada siswa. “Saya sudah meminta kepada guru-guru untuk menyiapkan modul pembelajaran untuk mengatisipasi hal ini agar proses pembelajaran tetap bisa berjalan. sebab sebelumnya kita sudah melakukan metode ini kepada siswa. Karena memang di sekolah kita kesulitan untuk menerapkan pembelajaran melalui online ini,” terangnya. Lanjutnya, mau pembelajaran melalui online maupun modul ini dinilai tidak akan maksimal. Karena terkadang pihak sekolah sudah memberikan tugas, namun siswa ada yang tidak mengerjakan. “Kemudian untuk proses pembelajaran yang bagus itu memang harus dilakukan tatap muka disekolah,” tutup Aprianto. (jee)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: