HONDA

Dua Nakes Positif Covid-19, Puskesmas Tetap Buka

Dua Nakes Positif Covid-19, Puskesmas Tetap Buka

BENGKULU – Sebelumnya ada tiga  tenaga kesehatan (Nakes) Puskesmas Kelurahan Jalan Gedang positif Covid-19. Namun pada Jumat (12/9) lalu, kasus Nakes yang dinyatakan positif Covid-19 bertambah lagi dua orang, yang merupakan Nakes di Puskesmas Jembatan Kecil. Alhasil, total ada lima Nakes di dua Puskesmas yang saat ini terkonfirmasi Covid-19.

Kendati demikian, pelayanan bagi masyarakat yang  ingin berobat di dua Puskesmas tersebut tetap dibuka seperti biasa. Dikonfirmasi, Kepala Dinas (Dinkes) Kota Bengkulu, Susilawaty, S.Sos, SKM, M.Kes membenarkan bahwa sudah ada 5 Nakes di Puksesmas terpapar Covid-19. Pihaknya pun memutuskan untuk tetap membuka pelayanna kesehatan di Puskesmas Jalan Gedang dan Pukesmas Jembatan Kecil.

Alasannya, selain kelima Nakes itu, seluruh pegawai di dua Puskesmas tersebut dinyatakan negatif Covid-19 setelah dilakukan tes swab. “Dengan demikian, tidak ada alasan untuk dilakukan penutupan pelayanan. Pegawai yang dinyakan negatif Covid-19 tetap bisa berkerja seperti biasa,” kata Susilwaty.

Ditambahkannya, tes swab itu dilakukan tanggal 31 Agustus, namun hasilnya baru keluar kemarin. Artinya sudah ada waktu 13 hari yang dilewati. “Kalau di buku pedoman, 10 hari jika tanpa gejala maka pasien tersebut dinyatakan  sehat,” jelasnya.

Dilanjutkannya, pegawai yang positif Covid-19 di Puskesmas Jembatan Kecil, merupakan tenaga perawat. Keduanya diduga kontak dengan pasien posif Covid-19. Sementara sisanya sbeanyak 35 pegawai yang ada di Puskesmas Jembatan Kecil sudah dinyakan negatif dan tetap berkerja. “Setelah kita lakukan swab pegawai dilakukan isolasi mandiri, jadi Puskesmas tetap buka,” ujarnya.

Dia juga menjelaskan tingginya angka positif  Covid-19 di Kota Bengkulu karena pihaknya melakukan prosedur dengan baik pada masa pandemi Covid-19. Jika ada yang positif pihaknya langsung melakukan tracing dan melakukan swab setiap kontak dengan yang positif. Selain itu Kota Bengkulu juga meruapakan gerbang pertama orang dari luar daerah.

“Kita melakukan prosedur dengan setiap warga dari lua daerah, yang positif kita lakukan tracing dan melakukan swab,” sampainya.

Dia mengimbau kepada masyarakat agar tidak khawatir berobat ke Puskesmas Jembatan Kecil. Karena pegawai yang berkerja sudah dilakukan tes swab semuanya negatif, jadi tidak akan menularkan virus Corona kepada yang lain. “Masyarakat yang berobat tidak usah khawatir,” tuturnya.

Butuh Tambahan Tenaga

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, H. Herwan Antoni, SKM, M.Kes menyampaikan dalam beberapa hari ini, kasus konfirmasi positif Covid-19 di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan. Ini disebabkan memang pihaknya tengah gencar melakukan tracing kasus. Dan Kota Bengkulu menjadi penyumbang kasus terbanyak.

"Sampel kemarin (12/9) ada 258 sampel, hari (13/9) juga ada 188 sampel diperiksa," kata Herwan, kemarin.

Dikatakannya, selain dari banyaknya tracing yang dilakukan. Jga ada sebagian masyarakat yang minta untuk di swab. Kelompok kelompok tertentu itu tingkat kesadarannya mulai tinggi untuk mengambil swab.  “Klaster nakes, paling banyak juga didapati kasus baru,” tambahnya.

Sementara, terkait dengan beberapa puskesmas yang didapati tenaga medisnya positif Covid-19. Ia menjelaskan secara regulasi itu dilakukan isolasi. Mengingat institusi pelayanan umum itu, ketika ada yang positif maka itu ditutup sementara, selama 14 hari. Setelah itu dibuka lagi, terutama bagi pelayanan publik misalnya perkantoran, sekolah, termasuk puskesmas.

“Kalau dia ingin membuka pelayanan itu di silahkan. Namun tetap dengan menetapkan protokol kesehatan, dengan jumlah yang terbatas dan pelayanan yang vital saja. Misalnya di IGD, Pelayanan rawat jalan, itu boleh," jelas Herwan.

Kemudian, berdasarkan hasil data survei Dinkes Provinsi Bengkulu, memang awal awal new normal itu ada penurunan tingkat kesadaran akan protokol kesehatan dari masyarakat. Ini dipicu dengan adanya keputusan pemerintah memberlakukan new normal. Sehingga tingkat kesadaran masyarakat itu berkurang untuk 3M itu.

“Sekarang kita lihat ada penurunan kesadaran. Karena aktivitas masyarakat itu mulai kembali. Dan mobilitas nya semakin tinggi,” tukasnya.

Ia pun mengimbau untuk tingkatkan kesadaran kembali. Apalagi dengan adanya pergub dan Perwal ini maka kita harapkan 3 M ini wajib dilaksanakan. Dengan adanya peningkatan sampel swab yang diperiksa, Herwan menjelaskan bahwa ini juga harus diimbangi dengan jumlah tenaga ahli yang memeriksa.

“Kita kemarin mengharapkan ada tambahan tenaga di laboratorium PCR, itu perlu ditambah sekitar 3 orang. Untuk memperkuat tim yang ada,” ucap Herwan.

Ini dikarenakan sampel banyak, kemudian juga karena tim dari Unib sebagian besar merupakan dosen. Yang mana juga memiliki tanggung jawab di lab di Fakultas Kedokteran  Unib. Untuk diketahui, saat ini total tenaga ada 19 orang, dan tenaga dari Unib itu ada 7 orang.

“Sehingga mereka itu tidak bisa terus menerus untuk stand by di Lab kita. Untuk itu perlu disiapkan tenaganya,” tutup Herwan. (juu/war)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: