Kebijakan Penanganan Covid-19, Bisa Jadi Tolak Ukur Pilihan Masyarakat dalam Pilgub
BENGKULU - Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bengkulu tak lama lagi akan digelar. Tepatnya pada 9 Desember 2020 mendatang. Banyak hal yang akan dinilai masyarakat hingga akhirnya menentukan pilihannya. Salah satunya berkaitan dengan penanganan wabah Covid-19 yang saat ini menjadi pandemi. Pengamat politik, Azhar Marwan mengatakan, kebijakan dalam penanganan baik sisi anggaran maupun peruntukan anggaran akan menjadi penilaian bagi masyarakat. "Termasuk penilaian dalam menangani kasus pandemi Covid-19, masyarakat bisa melihat siapa kepala daerah yang sungguh-sungguh. Baik dari sisi kebijakan anggaran maupun peruntukan anggarannya yang dirasakan oleh masyarakat. Kesungguhan itu bisa juga dinilai dari angka penambahan kasus maupun penanganan kasus covid-19 di wilayah pemerintahannya," jelas Marwan, Minggu (15/11). Lebih jauh dia memaparkan, kebetulan para Paslon yang bertarung sekarang ini merupakan pejabat daerah dan mantan pejabat daerah yang sudah malang melintang di dunia pemerintahan maupun dunia politik. Maka penilaian masyarakat untuk menentukan pilihan tidak lagi sulit. Tinggal melihat rekam jejak atau jejak digital mereka selama menjabat serta mengelola dunia pemerintahan selama ini. "Oleh karena itu, siapa sebetulnya yang paling sungguh-sungguh dan paling peduli yang dirasakan oleh masyarakat," jelasnya. Menurutnya, pengaruh pencitraan yang dibangun sesaat menjelang pemilihan tanggal 9 Desember 2020 nanti rasanya tidak akan memiliki dampak yang kuat. Sebab investasi politik itu bicara jangka panjang atau long time tidak bisa dadakan secara toeri politik. Dia menambahkan, hanya teori politik normatif seringkali bertolak belakang dengan realitas politik, apalagi dalam dunia politik pragmatis transaksional. Makanya dunia politik kita sulit untuk dipetakan, sebab banyak faktor penyebab yang sulit diprediksi atau diluar prediksi akal sehat. "Sama dengan banyak pandangan menilai hasil debat politik bisa memutar arah pilihan orang. Maka pengaruh debat itu dianggap penting tidak bisa dianggap enteng. Tetapi pada masyarakat kita, apalagi pada pemilih fanatis dan loyalis, penilaian mereka tetap bersifat subyektif," pungkasnya. (zie)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: