AIR: 52 Tahun Bengkulu, Bersiap untuk Perubahan
BENGKULU - Pasangan Calon Gubernur nomor urut 3 Agusrin Imron mengisyaratkan pesan perubahan pada hari jadi Provinsi Bengkulu yang ke-52.
"Dirgahayu Provinsi Bengkulu, kobarkan semangat, sebentar lagi bersiap menuju perubahan besar provinsi ini," terang Agusrin M Najamudin Cagub Bengkulu nomor urut 3 yang juga mantan Gubernur Bengkulu, Rabu (18/11) di sela kunjungan kampanye di Kabupaten Kepahiang .
Agusrin menambahkan dia yang juga mewakili pasangannya Imron Rosyadi sangat bersemangat menyambut HUT Provinsi Bengkulu kali ini karena melihat optimisme masyarakat Bengkulu dalam menatap perubahan masa depan yang gemilang untuk provinsi ini.
"Menjadi provinsi termiskin adalah PR bersama, ke depan kita akan sembuhkan sumber penyakitnya yaitu kelesuan ekonomi di daerah," ujarnya.
Pasangan Agusrin Imron (AIR) menawarkan paket program kerakyatan yang ditawarkan sebagai lompatan bagi kemajuan Bengkulu. "Bikin program itu gak usah muluk-muluk, selamatkan dulu urusan pangan rakyat, baru mereka bisa berfikir dan bekerja dengan tenang," ujar kandidat dengan tingkat keterpilihan tertinggi pada survei bulan Juli lalu.
Target pertama Agusrin Imron apabila memimpin Bengkulu, yaitu mulai dari hal-hal kecil seperti memastikan rakyat Bengkulu tidak kelaparan. “Bagaimana mungkin kita bicara yang besar-besar sekali, kalau rakyat kita pada posisi kelaparan,” jelas Agusrin.
Disaat Agusrin memimpin di tahun 2005 s/d 2010, beliau menyelesaikan terlebih dahulu urusan perut, ketika sudah surplus beras, tingkat kemiskinan rakyat sudah rendah. IPM (Indeks Pembangunan Manusia) sudah tinggi, baru beliau bicara hal yang besar. “Yang paling penting, kami hanya punya program yang mungkin bisa gampang dilaksanakan,” terang Agusrin.
Selain itu, Agusrin Imron akan segera merealisasikan bantuan 10.000 unit handtractor, pupuk harus turun, harga gas harus turun, lalu kemudian beliau akan memastikan harga sawit harus minimal Rp 2.500 per kilogram, harga kopi Rp 25.000 per kilogram, harga karet harus di atas Rp 15.000 per kilogram.
“Anak-anak SMA harus kita gratiskan, lalu kemudian APBD Provinsi harus ada yang kita alokasikan untuk perangkat desa, lalu bedah rumah. Yang kira-kira bisa dilakukan dengan cepat di tahun pertama (2021, red)," tutup Agusrin. (rls)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: