HONDA

Terapkan Belajar Tatap Muka, Analisa Zona Terlebih Dahulu

Terapkan Belajar Tatap Muka, Analisa Zona Terlebih Dahulu

BENGKULU - Anggota DPD RI Dapil Bengkulu, H. Ahmad Kanedi, SH, MH meminta Pemerintah Daerah (Pemda) baik provinsi maupun kabupaten/ kota untuk melakukan analisa dan evaluasi zona sebelum dilakukan penerapan belajar tatap muka di sekolah. Senator yang akrab disapa Bang Ken menyebut, analisa dan evaluasi zona perlu dilakukan untuk mengetahui zona-zona mana saja yang aman diterapkan belajar tatap muka, serta zona mana yang tidak aman untuk diterapkan. "Saya minta daerah-daerah, provinsi dan kabupaten/ kota menganalisa zona. Analisa zona ini, zona mana yang aman dilaksanakan tatap muka dan zona mana yang belum aman dilaksanakan tatap muka," kata Bang Ken, Kamis (24/12). Diungkapkannya, kondisi pandemi yang membuat anak-anak belajar dari rumah saat ini sudah mulai dirasakan jenuh oleh anak-anak. Bahkan, semangat belajar justru mengalami penurunan. "Itu (belajar tatap muka, red) jauh lebih bagus. Karena kita menyadari anak-anak kita sudah mulai jenuh sekarang. Karena anak-anak kita sudah mulai menurun spiritnya untuk belajar. Kampus pun demikian. Ini menjadi perhatian kita. Saya sebagai senator menyarankan untuk evaluasi zona," ungkapnya. Lebih lanjut Bang Ken menjelaskan, evaluasi zona yang dimaksud dengan membangun kanal kesiagaan. Dia mencontohkan, di Kecamatan Ulu Talo Kabupaten Seluma, yang wilayahnya jarang masuk orang baru, bisa dilakukan penerapan. "Kan itu tertutup. Sedikit sekali yang datang. Nah guru-gurunya mulai isolasi disana, selama dua minggu ini, lihat bagaimana perkembangannya. Kalau bagus kita laksanakan disitu. Mungkin selama dua bulan baru bisa keluar," jelasnya. Kemudian untuk daerah terbuka, bisa dilakukan pengaturan jadwal shift belajarnya atau pengaturan kelas yang masuk dan sebagainya. "Ini dilakukan dalam rangka menyikapi dari kejenuhan anak-anak kita, karena sebaik-baiknya belajar di rumah, masih enaknya belajar tatap muka," pungkas Bang Ken. (zie)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: