HONDA

Kasus Warga Meninggal karena Covid-19 di Mukomuko, Tinggi

Kasus Warga Meninggal  karena Covid-19 di Mukomuko, Tinggi

 

MUKOMUKO – Sebanyak 21 orang warga Kabupaten Mukomuko terdata meninggal dunia karena Covid-19. Hal ini menjadi sorotan Bupati Mukomuko, H. Sapuan, SE, MM, Ak, CA, CPA.

“Ini patut jadi perhatian serius kita. Angka kematian di Mukomuko karena Covid-19 sangat tinggi, sampai 3 persen,” kata Bupati Mukomuko, H. Sapuan, SE, MM, Ak, CA, CPA usai memimpin rapat Satgas Penanggulangan Pandemi Covid-19 Kabupaten Mukomuko.

Bupati meminta agar Satgas bekerja sesuai dengan bidang masing-masing dengan lebih serius. Terutama untuk penanganan ke depannya terhadap warga yang terpapar Covid-19. Sehingga angka kematian pasien Covid-19 tidak lagi bertambah, apalagi sampai meningkat.

“Kita ini walau sedikit, cuma kalau dihitung dari jumlah penduduk, maka secara persentase angka kita menjadi besar. Ini perlu penanganan serius, supaya tidak lagi tertinggi,” jelas Sapuan.

Sosialisasi harus terus digencarkan. Terutama mengenai kepatuhan akan protokol kesehatan. Serta memberikan informasi yang valid kepada masyarakat mengenai Covid-19. “Jangan asal lapor saja. Ini penting untuk diketahui masyarakat dan pemerintah pusat. Kita harus berikan pelayanan yang terbaik bagi warga terpapar Covid-19. Jadi Tim Satgas harus bekerja semuanya, saling berkoordinasi, jangan terkesan mati suri,” tegas Sapuan.

Dandim 0428/Mukomuko yang juga sebagai Wakil Ketua I Satgas, Letkol. Inf. YM. Teguh Edi Pamungkas mengaku merasa kecewa dengan Tim Satgas. Karena selama ini bekerja sendiri-sendiri, tanpa saling berkoordinasi. Ke depan ia meminta Tim Satgas harus sering berkoordinasi antar bidang yang ada. “Secara teknis, masalah yang ringan tidak perlu kita harus lapor ke Bupati, kan ada Wakil 1 dan Wakil 2. Yang penting kita harus bekerja maksimal. Supaya wilayah kita bisa menjadi zona hijau kembali,” harap Teguh.

Ketua DPRD Mukomuko, M. Ali Saftaini, SE mengemukakan, sangat kecewa dengan Tim Satgas Covid-19. Terutama yang menangani bidang teknis. “Saya tidak tertarik berbicara data dan angka, namun kita harus lebih ke masalah penanganan pasien. Apa yang sudah kita perbuat sampai hari ini,” ujar Ali.

Menurut Ali, banyak masyarakat yang melapor mengeluhkan pelayanan dan penanganan pasien Covid-19. Bahkan dari laporan yang disampaikan, terkesan tidak ada sama sekali pelayanan. Tidak ada campur tangan Pemkab dalam menangani warga yang terpapar Covid-19 hingga yang bersangkutan bisa terselamatkan.

“Penanganan pasien yang positif Covid-19, tidak ada sentuhan dari Pemkab. Dan kita lihat sekarang, terkesan sejumlah masyarakat kita tidak peduli lagi dengan protokol kesehatan. Padahal kita sudah ada Perda. Jadi mari kita galakkan lagi. Dan jangan biarkan mereka yang isolasi mandiri tanpa ada sentuhan apapun dari Pemkab,” pungkas Ali. (hue)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: