HONDA

Bengkulu Targetkan 7 Juta Ton Komoditi Ekspor

Bengkulu Targetkan 7 Juta Ton Komoditi Ekspor

BENGKULU - Sebagai upaya meningkatkan perekonomian daerah, Pemprov Bengkulu terus membidik peningkatan sumber pendapatan daerah. Tak terkecuali dari sektor pelabuhan, ini disampaikan oleh Wakil Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah. Setelah meninjau langsung Pelabuhan Pulau Baai, ia menilai bahwa Pelabuhan Bengkulu ini tidak kalah dengan pelabuhan lainnya. Misalnya di Tanjung Priok maupun Banten. Untuk itu, perlu difasilitasi bersama Pelindo.

"Bila kita bandingkan dengan dua pelabuhan yang tidak punya SDA. Hanya menyandar saja dia sudah kaya, apalagi kita. Selain bersandar juga sekaligus bisa masuk bahan bakunya. Standar Pelindo ini 7 juta ton ekspornya, ternyata kini masih 3 juta ton. Artinya masih 4 juta ton lagi," ungkap Rosjonsyah, kemarin.

Dijelaskannya, dari komoditi yang diekspor tersebut dalam kurun beberapa waktu terakhir masih belum cukup untuk standar meningkatkan status. Padahal jika melihat potensi alam, Provinsi Bengkulu kaya dengan hasil perkebunan dan tambangnya.

"Kita lihat saja CPO, itu 1 juta ton per tahun. Ternyata masuk di kita masih 400 ton, artinya 600 ton ini kan lari ke luar. Karena fasilitas kita kurang. Nah ini akan kita benahi, kemarin direksi Pelindo kita undang, untuk bahas ini," papar Rosjonsyah.

Sehingga dapat respon bagus, lanjutnya, untuk mendorong jadi pelabuhan internasional. Apabila cukup standarnya 7 sampai 10 ribu ton nanti bea cukai bisa naik standar untuk ekspor Bengkulu.

"Tapi kalau kita masih di bawah standar ya masih begini saja. Jadi saya yakin, ini bisa kita mulai untuk gerbang ekonomi. Jadi bisa kita mulai sambut untuk jalan tol bisa meningkatkan perekonomian masyarakat," imbuhnya.

Apalagi, dari pantauan masih banyak nelayan yang mendirikan pagar pagar badan. Hal ini juga mengganggu proses pelayaran. Sebenarnya itu tidak boleh ada disekitaran pelabuhan.

"Kan ini belum ada aturan yang mengatur itu. Kedepannya kita akan membuat regulasinya. Kita harus hidupkan karena Bengkulu ini kaya sumber daya alam, kita bisa langsung ekspor," tukas Rosjonsyah.

Termasuk untuk upaya penyerapan pengangguran. Dari informasi yang ia dengar bahwasanya perusahaan asing di sekitar Pelindo akan menerima para pegawai. Sehingga kedepannya akan ada keterlibatan Pemda untuk menyeleksi putra daerah untuk punya kompetensi untuk bisa bekerja.

"Kita dorong untuk ekspor ini, kita akan buat regulasi yang tepat. Agar kita tidak ada kebocoran PAD kita. Nanti kita buat regulasi agar ekspor tidak lagi dari luar. Semuanya harus terpusat di Pulau Baai ini. Jadi kita memenuhi target dulu, yakni 7 juta ton untuk ekspor. Sehingga bea cukai bisa menaikkan kelas statusnya," ucap Wagub dengan optimis.

Ia memastikan bahwa Pemprov Bengkulu akanĀ  mendorong agar nanti pelabuhan ini semakin maju. Pihaknya juga meminta Pelindo untuk memfasilitasi berkenaan dengan memberdayakan kawasan industri dulu.

"Kita juga meminta ke Pelindo 5 sampai 10 ha untuk membuat satu kawasan ekonomi khusus, membuat gudang. Kita akan kerjasama dengan Pelindo, pihak ketiga, dan Pemda. Agar semua hasil bumi di Bengkulu ini bisa kita ekspor melalui pulau Baai," paparnya.

Ia mencontohkan pinang, di daerah ini banyak sekali. Harganya pun cuma Rp 15 ribu per kilogram. Sementara di Jepang 80 ribu perkilogram. Jika bisa membeli pinang Rp 20 ribu itu sudah bisa membantu petani.

"Belum lagi lainnya. Apalagi permintaan dari luar itu banyak sekali. Makanya saya getol berupaya untuk menghidupkan Pelindo ini. Kita kerjasama dan komunikasi, harus ada gebrakan. Ini menjadi Usaha kita menjaga stabilitas harga komoditas perkebunan dan pertanian," kata Rosjonsyah.

Ditambahkan, General Manager Pelindo II Cabang Bengkulu, Titah Yudhana bahwa pihaknya menyadari juga kalau potensi Bengkulu luar biasa. Dimulai dari pertanian pertambangan dan lainnya. Namun diakuinya sebagian besar hasil komuditi itu tidak masuk melalui pelabuhan pulau Baai.

"Dari hasil sidak ini kami minta dukungan dari Pemda. Ternyata pelabuhan ini bisa untuk ekspor dari sini. Jika bicara masalah ikan yang ekspor dari luar, kita sudah siapkan alatnya untuk ekspor. Kita siap support, dan fasilitas ini juga bisa dari investor. Tidak usah menunggu lama-lama, bila ada perda dan regulasi yang ada," tukas Titah. (war)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

"
"