HONDA

Juni-Juli, Angka Kematian Pasien Covid-19 di IGD Tinggi

Juni-Juli, Angka Kematian Pasien Covid-19 di IGD Tinggi

JAKARTA – Rumah sakit khusus pasien Covid-19 terus ditambah sebagai upaya antisipasi. Presiden Joko Widodo kemarin (6/8) meresmikan RS Modular Pertamina yang dikhususkan merawat pasien korona. Di samping itu, upaya menggenjot vaksinasi juga terus dilakukan. BACA JUGA: DLH Kota Bengkulu: Limbah Masuk ke Laut Tidak Terlalu Banyak

’’Saya sangat berterima kasih kepada menteri BUMN, kepada Pertamina yang telah menyiapkan Rumah Sakit Modular Pertamina ini,’’ ujar Jokowi selepas peninjauan. Presiden sempat melihat sejumlah fasilitas RS yang berdiri di lahan seluas 4,2 hektare tersebut.

Luas bangunan mencapai 11.300 meter persegi dengan kapasitas 305 tempat tidur. Terdiri atas tempat tidur isolasi, tempat tidur high care unit (HCU), dan intensive care unit (ICU).

’’Lebih bagus lagi, ada juga ICU khusus untuk anak-anak dan bayi serta ibu-ibu sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan bagi mereka,’’ ujarnya.

Presiden juga bersyukur tensi pandemi di Jawa dan Bali mulai sedikit menurun. Terutama di Jakarta. Salah satunya adalah tingkat keterisian tempat tidur di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

Sekitar 6–8 minggu lalu, tingkat keterisian sempat mencapai 90 persen. Data kemarin telah berada di angka 25 persen. ’’Tetapi, kita juga harus tetap waspada,’’ pinta Jokowi.

Pada kesempatan lain, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, angka kematian di IGD pada Juni dan Juli naik signifikan. Pada Mei, dari 2.433 pasien yang masuk IGD, 89 orang meninggal. Angka itu meningkat signifikan pada Juni dan Juli. Berdasar data pada 31 rumah sakit vertikal milik Kemenkes, ada 5.897 pasien Covid-19 yang masuk IGD pada Juni, 733 di antaranya meninggal.

Selanjutnya pada Juli, 7.545 orang masuk IGD akibat Covid-19, 1.512 di antaranya meninggal. "Datang ke RS sudah kondisi kritis dan berat,’’ kata Nadia.

Berdasar data yang sama, pada Juni ada 793 pasien IGD yang masuk saat kondisi saturasi kurang dari 80 persen. Pada Juli jumlahnya meningkat hingga 1.669 orang. Data tersebut menunjukkan korelasi kondisi meningkatnya permintaan oksigen saat itu.

Sekarang pemerintah mulai berbenah. Salah satunya melalui telemedisin dan bantuan dari babinsa untuk mengantarkan obat bagi pasien yang menjalani isolasi mandiri. Baca Selanjutnya>>>

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: