HONDA

Diminta Segera Kosongkan Rumah, Warga Terdampak Pembangunan Tol di Sukarami Bengkulu Tengah Minta Waktu

Diminta Segera Kosongkan Rumah, Warga Terdampak Pembangunan Tol di Sukarami Bengkulu Tengah Minta Waktu

 

BENTENG - Warga Terdampak Pembangunan (WTP) tol Desa Sukarami Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), saat ini sudah diminta untuk mengosongkan lahan dan rumah.

BACA JUGA: Alih Status, 300 PNS Bersabar

Kediaman warga, terdampak dari pembangunan tol zona satu Bengkulu - Taba Penanjung. Semua ini terbukti dengan sudah dipasangnya papan peringatan di semua rumah dan lahan yang akan dibangun tol di desa tersebut.

Meski demikian, warga masih banyak yang keberatan mengosongkan lahan dan rumah yang ditenggat hingga Rabu (11/8) tersebut.

Salah satu WTP Desa Sukarami, Sasdianto membenarkan, jika ia bersama WTP lainnya sudah diminta untuk mengosongkan rumah atau lahan yang terdampak pembangunan tol tersebut.

BACA JUGA: Masih Kumpulkan Alat Bukti, Replanting Kelapa Sawit

Padahal saat ini WTP yang berada tepat di jalan lintas tersebut belum mempersiapkan untuk tempat tinggal mereka selanjutnya setelah rumah mereka akan digusur.

"Kita di sini bukannya tidak mau mengosongkan rumah kita tersebut, namun memang kita belum mendapatkan tempat yang baru apabila kita pergi dari rumah kita tersebut. Kalau kita sudah ada rumah atau tempat yang baru, maka rumah tersebut akan kita kosongkan. Jadi apabila kami belum memiliki tempat yang baru tinggal dimana kami ini," tegasnya.

BACA JUGA: Pemakaman Pasien Probable Covid-19 Dikawal Ketat

Sehingga, lanjutnya, dengan kebijakan yang harus mengosongkan rumah hingga besok (11/8), para WTP sangat keberatan.

Dengan kondisi seperti ini WTP Desa Sukarami merasa tidak dihargai dan merasa dikucilkan, sedangkan rumah dan lahan tersebut milik dan hak mereka.

BACA JUGA: Perumda Dapat Bantuan Rp 5,1 Miliar, Distribusi Air Kembali Normal

"Kita bukan menghambat, namun meminta pengertian. Seperti nilai ganti rugi harus sesuai dan jangan sampai merugikan warga. Sebab ada WTP yang diganti rugi sekitar Rp 100 jutaan. Zaman sekarang mana cukup membangun rumah baru dengan uang segitu. Makanya kita meminta mereka bersabar, sampai kita ada tempat yang baru," ujarnya. Baca Selanjutnya>>>

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: