Dana BOS 88 Sekolah Terancam Berkurang
MUKOMUKO – Waspada untuk 88 sekolah di Kabupaten Mukomuko. Terdiri 66 SD dan 22 SMP. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 88 sekolah ini untuk tahap akhir 2021 terancam berkurang, disalurkan tak sesuai dengan jumlah siswa yang sebenarnya.
Apa pasal? Itu lantaran 88 sekolah itu belum kunjung melakukan sinkronisasi siswa atau data rombongan belajar (rombel) pada aplikasi data pokok pendidikan (Dapodik). Jika sampai terjadi, akan bisa berdampak besar pada pembiayaan di sekolah yang selama bersumber dari dana BOS.
“Jangan main-main mengenai sinkronisasi data siswa terbaru di sekolah masing-masing. Salah-salah, berdampak ke alokasi dana BOS yang diterima sekolah,” kata Operator Dapodik Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Mukomuko, Sofyan Hadi, kemarin.
Dari total 135 SD negeri maupun swasta, sebanyak 66 SD terpantau belum melakukan input data atau pembaharuan data siswa. Terutama jumlah rombel atau siswa kelas 1 di masing-masing sekolah. “Untuk SD baru 69 sekolah yang sudah mulai input. Jadi masih cukup banyak sekolah yang belum sinkronisasi data siswanya di Dapodik,” sebut Sofyan.
Sedangkan SMP, dari total 54 SMP negeri maupun swasta, baru 32 sekolah yang telah memulai sinkronisasi data siswa di Dapodik. “Sinksronisasi data di Dapodik ini terakhir 31 Agustus 2021. Setelah dilakukan cut off istilahnya oleh Kementerian, ya sudah, tidak ada lagi kesempatan sekolah untuk memperbaikinya untuk alokasi dana BOS tahap ketiga tahun 2021,” jelasnya.
Disebut Sofyan, dasar pengalokasian pagu dana BOS tahap III oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dilihat dari jumlah riil siswa pada masing-masing sekolah. Sesuai yang tertera pada data di sistem aplikasi Dapodik tertanggal 31 Agustus tersebut.
“Kita masih melakukan pemantauan terhadap puluhan sekolah yang belum mensinkronkan data siswanya di Dapodik. Risiko beratnya nanti, ditanggung sekolah itu sendiri. Jadi diminta cepat sekolah menginput ke Dapodik, memasukkan data. Bukan saja data siswa barunya di kelas 1, tapi juga terbaru data siswa di kelas lainnya,” ujarnya.
Ia tidak menampik, sejumlah sekolah saat ini kalang kabut untuk mensinkronkan data di Dapodik. Selain karena waktu yang sudah kurang dari 14 hari, juga diketahui beberapa sekolah terkendala tenaga operator yang belum mumpuni.(hue)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: