HONDA

1.127 Orang di Bengkulu Berjuang Sembuh dari Covid-19

1.127 Orang di Bengkulu Berjuang Sembuh dari Covid-19

BENGKULU - Angka Covid-19 di Provinsi Bengkulu terus mengalami penurunan. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni menyampaikan dari data dari Satgas Pencegahan Covid-19 Provinsi Bengkulu ada 28 kasus baru. Sehingga untuk kasus di Provinsi Bengkulu mencapai 22.789 kasus.

"Juga masih ada 1.127 konfirmasi positif, yang tengah berjuang untuk sembuh," kata Herwan.

Selain kasus konfirmasi menurun, sebaliknya untuk pasien yang dinyatakan sembuh terus mengalami peningkatan. Seperti kemarin ada 175 pasien yang dinyatakan sembuh. Sehingga untuk total kasus sembuh semuanya mencapai 21.275 kasus. Sedangkan meninggal dunia ada 387 orang.

Melihat dari kondisi perkembangan kasus Covid-19 saat ini yang terus melandai, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Bengkulu Eri Yulian Hidayat, M.Pd, menyampaikan saat ini sekolah mulai menggelar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka. Dengan menghadirkan 75 persen dari kapasitas siswa di kelas. Presentase kapasitas untuk KBM ini, mengikuti petunjuk pusat yang berdasarkan status zona wilayah.

"Kita sudah ada yang melaksanakan KBM tatap muka dengan kapasitas 75 persen. Rata rata sudah di atas 50 persen sekarang. Ini juga kan menyesuaikan zona masing-masing. Zona III ini sudah bisa 60 persen, kalau ada zona II itu mulai 75 sampai 90 persen dari kapasitas kelas itu sudah bisa,"kata Eri, saat dikonfirmasi oleh RB kemarin.

Mengingat pandemi Covid-19 hingga saat ini masih ada, ia berharap agar KBM tatap muka ini bisa dilakukan 100 persen. Ini juga mempertimbangkan kondisi psikologis para siswa dan daya tangkap akan mata pelajaran.

"Kan kasian dengan anak anak itu, juga kalau daring guru punya beban lebih. Karena pembelajaran kan dibagi beberapa tahap. Harapan kita, agar ini jadi langkah awal untuk jadi benar-benar normal lagi, dalam pembelajaran," kata Eri.

Dikatakannya, untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka tetap dievaluasi. Melihat dari pengalaman sebelumnya, dimana mencegah terjadi papar Covid-19 di lingkungan sekolah. Dilakukan pembelajaran daring selama beberapa bulan. Ia menilai bahwa model pembelajaran ini, kurang efektif. Mempersulit siswa untuk menyerap penjelasan dari gurunya. Dan sejak kembali dilakukan pelaksanaan pembelajaran tatap muka sejak beberapa waktu lalu, ini mendapat respon yang baik. Baik itu dari siswa maupun guru nya.

"Kan kita menanamkan pendidikan karakter itu, di mulai sejak dini dan secara langsung. Jadi akan sulit bila terus menerus dengan daring.  Kita juga tetap melakukan pengawasan di sekolah sekolah. Kami rutin turun, mulai Kabid, maupun pengawasan. Bahkan saya juga keliling untuk memantau KBM ini. Alhamdulillah pembelajaran sekolah mulai lancar," imbuhnya.

Pelajar Tak Wajib Ikut Vaksinasi

Vaksinasi Covid-19 untuk pelajar khususnya di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dipusatkan di  SMP Negeri 2 Kota Bengkulu, resmi dilaunching kemarin (8/9). Pada kegiatan vaksinasi tersebut Kepala SMPN 2 Kota Bengkulu Susnaini Julita mengatakan tak ada unsur pemaksaan bagi pelajar yang mau mengikuti vaksinasi.

“Vaksinasi ini tidak kita wajibkan, karena kita tidak memaksa siswa untuk ikut. Bagi siswa yang mau ikut inilah kegiatan yang kita fasilitasi,” ujarnya.

Kemudian ia menerangkan, pada pelaksanaan vaksinasi di sekolahnya tersebut ditargetkan sebanyak 327 siswa mendapatkan suntikan vaksin. Terdiri dari siswa kelas IX lantaran telah memenuhi syarat umur 12 tahun ke atas. “Untuk hari ini 327 siswa, untuk tahap selanjutnya kita akan berkoordinasi lagi dengan Dinkes untuk kelanjutan vaksinasi untuk pelajar yang belum,” terangnya.

Dari pantauan RB di SMP Negeri 2 Kota Bengkulu kemarin (8/9) ada beberapa siswa yang tidak melakukan vaksinasi Covid-19. Saat ditanyai oleh RB  beberapa siswa mengatakan tidak diizikan oleh orang tuanya untuk mengikuti vaksinasi dikarena mereka sendiri belum dalam keadaan fit atau bugar dan  ada juga dari mereka yang mengatakan tidak tahu alasan kenapa orangtuanya tidak mengizinkan untuk melakukan vaksinasi dan ada juga dari beberapa siswa yang ditanyai mengapa tidak mengikuti vaksinasi mereka menjawab takut akan jarum suntik.

Seperti yang dikatakan salah seorang siswa kelas IX yang enggan ditulis namanya, mengatakan bahwa ia ada mengidap sakit  asma sehingga orangtuanya tidak mengizinkan untuk ikut vaksin “Saya sakit asma, jadi saya tidak diizinkan,” jawabnya.

Sementara itu lain halnya dengan siswa lainnya inisial R yang mengatakan bahwa tidak mengikuti vaksinasi karena dilarang oleh orangtuanya dengan alasan yang tidak diketahui. “Orangtua saya tidak mengizinkan saya vaksinasi, alasannya saya tidak tahu. Nanti kalau sudah diizinkan untuk ikut, ya saya ikut” singkatnya.

Perlu diketahui Vaksinasi Covid-19 khusus pelajar tingkat SMP menyasar langsung para pelajar di sekolah. Ditargetkan, vaksinasi pelajar dengan usia 12 tahun ke atas ini dapat mencapai 3.200 siswa.

Di tempat yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Sri Martiana mengatakan, kegiatan vaksinasi bagi pelajar guna mendukung program pemerintah terkait percepatan vaksinasi, serta persiapan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka yang efektif. Dalam pelaksanaan vaksinasi khusus pelajar SMP di usia 12 tahun ke atas tersebut, pihaknya menargetkan sebanyak 3200 siswa mendapatkan suntikan vaksin secara bertahap.

“Hari ini yang melaksanakan vaksin bagi pelajar yakni SMP N 2 dan SMP N 22 Kota Bengkulu. Ini launching pertama bagi pelay SMP yang kita lakukan. Nah selanjutnya nanti pihak puskesmas berkoordinasi dengan SMP yang ada di wilayah mereka masing-masing untuk pelaksanaan vaksinasi bagi pelajar SMP agar target vaksinasi pelajar kita tercapai,” tutupnya. (war/cw1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: