HONDA

Bengkulu Masih Rawan Bencana, Hamka: Harus Siap Siaga

Bengkulu Masih Rawan Bencana, Hamka: Harus Siap Siaga

BENGKULU – Di Bengkulu sering terjadi gempa yang berkekuatan di bawah 4 Skala Richter (SR). Memang secara tidak langsung masyarakat acuh dengan kejadian gempa tersebut, lantaran dampaknya tidak terasa. Ini disampaikan oleh Sekda Provinsi Bengkulu Hamka Sabri. Menurutnya, hal-hal semacam ini harus ditinggalkan. Pasalnya tidak ada yang tahu akan dampak bila tidak adanya kesiapsiagaan dan kewaspadaan akan terjadinya bencana, khususnya gempa bumi. Yang memang menjadi langganan di provinsi ini, dimana hampir tiap harinya terjadi gempa dengan kekuatan kecil.

"Bencana ini kalau kita tunggu tidak pernah datang, tetapi kita harus siap kalau dia datang. Maka untuk mengantisipasi kedatangannya, kita melakukan langkah-langkah yang dilakukan oleh Pusdiklat BNPB dengan melakukan simulasi penanganan bencana di Provinsi Bengkulu," kata Hamka Sabri, usai membuka Pelatihan Simulasi Penanggulangan Bencana di Provinsi Bengkulu Tahun 2021, Selasa (5/10).

Dijelaskannya, kegiatan simulasi ini merupakan pengingat bahwa Provinsi Bengkulu merupakan salah satu daerah yang rentan dengan potensi bencana. Simulasi dan pelatihan merupakan langkah yang tepat dalam meningkatkan kewaspadaan khususnya kepada satuan BPBD dan seluruh masyarakat Provinsi Bengkulu secara umum.

"Kitakan masuk daerah rawan terjadi bencana. Gempa bumi, sejumlah daerah ada titik banjir, dan tanah longsor. Jadi wajib semua siap siaga antisipasi dampak bencana ini," paparnya.

Untuk diketahui, kegiatan simulasi penanggulangan bencana di Provinsi Bengkulu digagas Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdiklat BNPB) ini diharapkan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana yang dapat terjadi kapan saja. Pemerintah ikut andil dalam mengantisipasi maupun penanganan bencana alam, baik pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota telah memiliki strategi yang juga didukung oleh kesiapan anggaran.

"Kita sudah punya strategi untuk bencana seperti banjir, longsor, dalam artian penanganan kejadian, penanganan paska, kalau tanggap darurat itu sudah diprogramkan di APBD II maupun APBD I juga di nasional, yang paling kita antisipasi adalah jika terjadi gempa besar disusul dengan tsunami, selain itu juga ada ada anggaran BTT (Belanja Tidak Terduga ,red) yang digunakan jika terjadi bencana besar," kata Hamka.

Sementara itu, Kepala Bidang Penyelenggaraan Pusdiklat PB BNPB Theodora Eva A. pada kesempatan ini meminta agar BPBD Provinsi maupun Kabupaten/Kota dapat mensosialisasikan Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini agar dapat di implementasikan secara maksimal kepada masyarakat Provinsi Bengkulu.

"BNPB nantinya akan berkoordinasi di tingkat pusat dan daerah, bagaimana sistem peringatan dini ini bisa di implementasikan di setiap daerah, mensosialisasikannya, memberikan SOP bagaimana warning sistem ini dapat berfungsi kepada masyarakat, lebih utama agar masyarakat lebih aware pada 5 menit pertama, 10 menit pertama terjadinya bencana," papar Theodora.

Ditambahkan Kalak BPBD Provinsi Bengkulu, Rusdi Bakar, bahwa untuk semua masyarakat di Provinsi Bengkulu, harus meningkatkan kewaspadaan terhadap terjadinya bencana. Apalagi baru baru ini, di sejumlah kabupaten dan kota terjadi bencana banjir dan tanah longsor. Juga untuk gempa bumi, diakuinya kerap terjadi. Meskipun dengan kekuatan yang kecil.

"7 kabupaten kota sepanjang pantai ini, itu berpotensi. Tapi ini kan sulit diprediksi, tapi kita siap antisipasi. Makanya kita adakan simulasi, agar kluster penanggung jawab nanti siap," tukas Rusdi. (war)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: