HONDA

HET Pupuk Subsidi Naik

HET Pupuk Subsidi Naik

 

BENGKULU, rakyatbengkulu.com –  Kenaikan harga eceran teretinggi (HET) pupuk subsidi dikeluhkan sejumlah petani. Kepala kelompok tani (Poktan) di Dusun Besar, Heriadi tingginya harga pupuk subsidi saat ini sudah tidak seimbang lagi dengan harga jual dari hasil panennya.

“Ya harga beras gak naik cuma pupuknya naik jadi gak seimbang lagi,” ujarnya. BACA JUGA: Punya Kartu Tani, Tapi Tak Dapat Pupuk Subsidi

Ditambahkan Heriadi, kenaikan HET pupuk subsidi ini mulai 2021. Dimana untuk Pupuk urea per sak ukuran 50 kilogram HET nya Rp 110 ribu. Namun saat ini naik menjadi Rp 125 ribu per sak. “Kenaikan ini katanya langsung dari pemerintah,” tambah Heriadi.

Selain mengeluhkan kenaikan harga pupuk subsidi, Heriadi juga mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk organik subsidi. Sudah empat kali musim diajukan usulan pupuk organik ke kios, namun tak kunjung dapat.

“Kita sudah usulkan empat musim, tapi tidak pernah dapat,” keluhnya.  

Pertemukan Poktan

Sementara itu, saat dikonfirmasi Kepala Seksi (Kasi) Pupuk, Pestisida dan Alsintan Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bengkulu, Salman mengatakan pihaknya tidak mengetahui penyebab kenaikan harga pupuk subsidi itu. Karena yang menaikkannya adalah Pemerintah Pusat.

 “Kenaikan ini sudah dari tahun 2021, untuk kenaikanya kita tidak tahu,” ujar Salman. BACA JUGA: Perwal 43 Dicabut, Walikota Terbitkan SE

Ia juga mengatakan  untuk HET untuk harga pupuk bersubsidi pada tahun 2020, untuk pupuk urea Rp 1,800 per kilogram, pupuk sp-36 Rp 2.000 per kilogram, pupuk ZA Rp 1.400 per kilogram.

Pupuk NPK Rp.2.300 per kilogram dan pupuk organik Rp 500 per liter. Saat ini harga pupuk bersubsidi untuk pupuk Urea Rp 2.250 per kilogram, pupuk SP-36 Rp 2.400 per kilogram.

Pupuk ZA Rp 1.700 per kilogram, pupuk NPK Rp 2.300 per kilogram dan pupuk organi naik menjadi Rp800 rupiah per liter.

Terkait adaya Poktan yang mengaku tidak mendapat jatah pupuk organik subsidi, Salman belum mau berkomentar banyak. Ia berencana akan mempertemukan antara Poktan dan pemilik kios, untuk mengetahui dimana permasalahannya.

“Besok ke kantor saja, akan kita pertemukan semuanya, sehingga tahu di mana letak persoalan ini,” demikian Salman. (cw2)

Simak Video Berita 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: