Terdampak Tol, Rumah Retak Warga Tuntut Ganti Rugi, HKI: Dalam Penghitungan
BENTENG, rakyatbengkulu.com - Tak kurang 29 rumah warga di Desa Sukarami Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah mengalami retak-retak karena terkena dampak pembangunan tol. Merasa dirugikan, (9/2) puluhan warga mendatangi kantor PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) meminta ganti rugi.
Warga yang rumahnya terdampak pembangunan tol, Samsir mengatakan pengerjaan pembangunan tol yang dilakukan oleh PT HKI berdampak buruk bagi beberapa warga Desa Sukarami.
BACA JUGA: Terkena Limbah Tol, Minta Ganti Rugi, Warga Datangi HKI
Hal ini dikarenakan 29 rumah warga yang berada di Desa Sukarami mengalami retak-retak di bagian dindingnya. Retak ini terjadi akibat mereka mengoperasikan alat berat di sekitar rumah mereka.
"Kalau retaknya ini di bagian lantai, kami warga tidak akan khawatir. Sekarang ini retaknya berada di bagian dinding rumah yang ditakutkan akan roboh. Dengan kondisi seperti ini kami sangat takut dan was-was. Makanya kami berharap PT HKI bisa bertanggungjawab dengan mengganti rugi dinding rumah kami," tegasnya.
Dia menambahkan, dengan kerusakan rumah tersebut pihaknya sudah menyampaikan kepada PT HKI. Akan tetapi memang hingga demo, belum ada tanggapan pasti kapan ganti rugi rumah mereka akan dilaksanakan.
"Ada beberapa kali perwakilan PT HKI mendatangi rumah warga untuk mengambil gambar (Foto, red) jika memang rumah kami retak. Tetapi setelah datang dan mengambil gambar tersebut, hingga saat ini (kemarin, red) belum ada juga tindak lanjut yang pasti dari pihak PT HKI," ujarnya.
Warga menunggu kepastian dari pihak PT HKI selama 1x24 jam ke depan. Apabila ternyata belum ada kepastian ataupun tindaklanjut dari pihak PT HKI, maka pihaknya akan kembali menggelar demo, namun kali ini pihaknya akan menggelar demo di kantor induk PT HKI yang berada di Desa Tengah Padang Kecamatan Talang Empat.
"Bukan tidak mungkin ke depan kami akan menutup jalan dan memberhentikan pengerjaan tol yang berada di Desa Sukarami ini. Kami di sini tidak minta banyak-banyak, hanya meminta kerugian yang kami alami ini diganti rugi oleh mereka. Kami selama ini tidak pernah menghambat-hambat pekerjaan mereka, maka dari itu kami berharap mereka bisa memahami kondisi kami pada saat ini," pungkasnya.
BACA JUGA: Dijanjikan dapat Proyek Dikbud Kota, Tertipu Rp 30 Juta
Masih Dihitung
Menyikapi kejadian ini, Sekretaris PT Hutama Karya Infrastruktur, Rian Hari Anggoro menjelaskan, pada tahun 2020 PT HKI sudah melakukan sosialisasi ke lokasi rumah warga sekitar Desa Sukarami.
Setelah diidentifikasi oleh tim HSE Proyek bahwa pekerjaan di sekitar lokasi proyek diduga akan berpotensi memberikan dampak bagi warga sekitar lingkungan proyek.
"Setelah proyek di lokasi Desa Sukarami sudah mulai berjalan, dilakukan pengecekan rumah warga oleh Tim HSE didampingi oleh perangkat desa yang ditunjuk oleh Kepala Desa untuk mendampingi pendataan dan sosialisasi mengenai tindak lanjut terhadap risiko terjadinya rumah retak ataupun rusak. Maka dilakukan survei dan pendataan pada bulan Juni 2021," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: