April, Asesment 1.103 Honorer, Banyak yang Bakal Tersingkir
MUKOMUKO, rakyatbengkulu.com – Bagi 1.103 guru maupun tenaga kependidikan berstatus pegawai daerah dengan perjanjian kerja (PDPK) atau honorer daerah (Honda) Kabupaten Mukomuko, akan dilakukan asesment. Rencananya, dilaksanakan April mendatang. Ini menjadi ajang pembuktian, siapa saja yang tetap layak dipertahankan sebagai guru maupun tenaga kependidikan. BACA JUGA: Guru Honorer Resah Meskipun gaji yang mereka terima nanti tetap Rp 1 juta perbulan. “Kita libatkan tim dari Univesitas Bengkulu (Unib). Juga melibatkan pengawas dan kepala sekolah untuk pelaksanaannya,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Mukomuko, Epi Mardiani, S.Pd. Dipastikan saat asesmen tersebut, 523 orang guru maupun tenaga kependidikan akan di rumahkan. Artinya, dari jumlah 1.103 orang, hanya menyisakan 580 guru dan tenaga kependidikan. Rinciannya, untuk guru dan tenaga kependidikan Honda di tingkat sekolah dasar (SD) menyisakan 300 orang dari total 563 orang. Dengan begitu 263 orang akan terdepak. Lalu di tingkat sekolah menengah pertama (SMP), menyisakan 150 orang dari total 278 orang. Sehingga 128 orang yang diberhentikan sebagai Honda. Kemudian untuk di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dari jumlah 246 orang, menyisakan 114 orang. Sedangkan 132 orang dirumahkan. Di sanggar kegiatan belajar (SKB) sebanyak 16 orang akan tetap dipertahankan. Kontraknya hingga akhir tahun 2022. “Pengurangan itu sesuai dengan anggaran yang masih tersedia untuk semester 1 tahun ajaran 2022/2023. Kalau untuk semester II tahun ajaran 2021/2022, sebanyak 1.103 orang guru dan tenaga kependidikan masih dipertahankan semuanya,” terang Epi.
Kerjasama Unib
Epi pun memastikan Unib telah bersedia bekerja sama dengan Pemkab Mukomuko untuk melaksanakan asesmen. Dengan telah dilayangkannya surat yang menunjuk 6 orang akademisi untuk melakukan asesmen guru dan tenaga kependidikan Honda di lingkungan Pemkab Mukomuko. BACA JUGA: Anak Istri Shock, Keluarga Menunggu Kabar Densus 88 “Itu diantaranya ada Prof. Dr. Johanes Sapri, M.Pd, Prof. Dr. Bambang, Dr. Mina, Dr. Didik Suryadi, Dr. Bayu dan Dr. Buyung. Semuanya itu tim dari Unib,” jelas Epi. Apakah akan menggunakan ujian sistem computer assisted test (CAT)? Epi memastikan tidak. Terkait teknisnya, Epi belum dapat memastikan. Pihaknya akan terlebih dahulu menggelar rapat di internal pemkab dan dengan tim asesmen. Termasuk mekanisme pelaksanaan. Apakah akan terpusat di ibukota kabupaten, atau nantinya dibagi per zona untuk memudahkan guru dan tenaga kependidikan. “Kita mungkin akan bagi per zona. Kalau digabung, tidak memungkinkan. Jumlahnya banyak,” pungkasnya. (hue)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: