HONDA

Berlarutnya Kelangkaan Migor Bisa Picu Inflasi!

Berlarutnya Kelangkaan Migor Bisa Picu Inflasi!

 

BENGKULU, rakyatbengkulu.com -  Kelangkaan minyak goreng (migor) di kota dan kabupaten Provinsi Bengkulu sejak Februari 2022 mendapat sorotan.

Salah satunya  dari Pengamat Ekonomi yang juga Rektor Universitas Dehasen, Prof. Dr. Kamaludin, MM. Dia menilai bila kondisi demikian dibiarkan terus berlarut, maka akan menekan daya beli masyarakat menengah ke bawah.

"Kalau terkait dampak ekonomi, tentu terkait daya beli masyarakat terutama bagi yang berpendapatan tetap seperti pegawai, buruh, dan lainnya. Kedua, pasti akan berdampak pada inflasi,’’ kata Kamaludin.

Terkait dengan pengaturan harga, lanjutnya, tentunya perlu adanya komitmen antara pemerintah dan pengusaha. Khusus untuk minyak yang bukan kualitas premium. BACA JUGA: Operasi Pasar Migor, Antrean Mengular, Dicelup Tinta Usai Membeli

Ini bertujuan agar dapat mengcover kebutuhan minyak goreng di masyarakat.

Apalagi beberapa waktu lalu, sempat dibatalkan gelaran operasi pasar murah di Kota Bengkulu, karena membludak masyarakat yang antre.

"Satu satu nya solusi memang operasi pasar. Asumsinya pemerintah lewat Bulog memiliki persediaan. Terkait dengan masyarakat membludak jika ada mekanisme yg baik pengaturan nya saya rasa masih bisa, misal dg melibatkan pihak keamanan," paparnya.

Selain itu, Pemerintah Daerah juga perlu mengawasi. Sehingga, jangan sampai ada pihak yang memanfaatkan situasi dengan melakukan penimbunan.

‘’Masyarakat jangan punik buying, belilah sesuai kebutuhan. Karena jika setiap hari masyarakat melakukan antre untuk aksi beli minyak murah maka akan sama saja dengan melakukan penimbunan. BACA JUGA: Remaja Rejang Lebong Ditemukan Gantung Diri

Walau skala kecil-kecilan, tapi jika dilakukan banyak orang tentu akan menguras stok juga,’’ jelasnya.

Kemudian, perlu ada rencana jangka panjang bagi pemerintah. Baik pengaturan harga, maupun ada BUMN yang ikut hadir masuk ke bisnis ini.

"Saran buat masyarakat, gunakan minyak goreng secara bijak, yaitu hemat dan seperlunya. Kalau ini dilakukan, maka fenomena ini (antrean) tidak makin menjadi jadi,’’ imbuh Kamaludin.

Terkait kelangkaan minyak goreng ini sebenarnya Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah sudah bersurat ke Pemerintah Pusat.

Namun, di pusat sendiri kondisi stok minyak goreng juga minim untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seluruh provinsi.

‘’Di pusat stoknya juga minim,’’ kata Rohidin. Untuk Provinsi Bengkulu, pihaknya telah memetakan pendistribusian dari stok yang ada.

Diakui, secara suplai minyak goreng memang lebih sedikit dibandingkan bulan bulan sebelumnya.

"Kemarin saya sudah panggil empat supplier untuk memastikan kuota minyak goreng ini. Kuotanya masih cukup untuk tiga hari ke depan," kata Rohidin.

Baca Selanjutnya>>>

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: