HONDA

Makin Parah, Antrean Migor Dijaga Ketat Polisi

Makin Parah, Antrean Migor Dijaga Ketat Polisi

BENGKULU, rkyatbengkulu.com - Antrean minyak goreng semakin parah lantaran makin sulit didapatkan. Minyak goreng non subsidi dan subsidi saat ini menghilang di pasaran sehingga masyarakat mencari toko-toko yang masih menjual minyak goreng.

Kemarin anteran minyak goreng membludak di Pasar Purwodadi Bengkulu Utara. Ini setelah warga mendapatkan kabar jika minyak goreng subsidi akan datang pukul 14.00 WIB. Sontak saja ratusan ibuibu sudah membludak di depan toko untuk membeli minyak goreng.

Kapolres BU AKBP. Andy P Wardana, S.IK, MM melalui Kabag Ops Kompol. Jufri, S.IK menuturkan jika polisi sudah berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan.

Sehingga setiap ada minyak goreng yang masuk ke wilayah BU, polisi langsung siaga ke lokasi melakukan pengamanan.

“Karena memang warga sudah lebih banyak mengantre. Makanya personel kita siagakan untuk melakukan pengaturan agar tidak terjadi kericuhan,” katanya.

Sementara itu Kadis Perdaga ngan Suharlan, M.Pd menuturkan jika Pemkab BU sudah menyurati distributor-distributor minyak goreng untuk meminta tambahan jumlah penyaluran minyak goreng. Selain tetap melakukan pengawasan dalam penyaluran.

“Kita menyurati penyalur agar penambah jumlah pasokan ke BU. Termasuk meminta tambahan penyalur agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat,” katanya.

Ia tak menampik jika saat ini kelangkaan minyak goreng sudah mulai berdampak pada usaha-usaha kecil masyarakat.

Dikhawtairkan jika kondisi semakin parah maka akan berdampak pada tutupnya usaha kecil warga yang bisa membuat terganggunya ekonomi kecil.

“Karena minyak goreng ini sangat penting bagi usaha kecil. Saat ini kita ntengah berupaya agar bisa menambah stok dan minyak goreng bisa tetap ada di pasaran,” pungkas Suharlan.

Sementara itu 30.000 liter minyak goreng masuk di Gudang PT Sungai Budi Kelurahan Sumber Jaya Kampung Melayu, kemarin.

Kepala Gudang PT Sungai Budi, Ali Mustofa menerangkan stok terebut disalurkan ke Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Selatan dan Bengkulu Utara.

“Hari ini ada masuk dua mobil, sekitar 30.000 liter, dan langsung disalurkan ke kota sebanyak 18.000 liter, Bengkulu Selatan 6.000 liter dan Kabupaten Bengkulu Utara 6.000 liter.” terangnya.

Ali menambahkan, sebagai salah satu distributor minyak di Bengkulu, PT Sungai Budi menolak melakukan operasi pasar minyak goreng karena pihaknya khawatir akan terjadi kericuhan saat penjualan langsung ke masyarakat.

“Operasi pasar memang kita tiadakan, kita juga menolak kerja sama oleh Dinas-dinas karena operasi pasar ini rawan terjadi kericuhan.” Ungkapnya.

Saat ini, Ali menjelaskan stok minyak goreng yang masuk ke gudang PT Sungai Budi masih sangat minim daripada keadaan normal sebelumnya. “Kondisi saat ini kita hanya mendapatkan stok 10 persen dari keadaan normal.” Imbuhnya.

Sementara Branch Manager PT Marhum Rodamas Abadi, Anggoro menerangkan penyaluran dari gudangnya ke pedagang, pengecer dan grosir tetap dilakukan dan stok di gudangnya masuk pada Kamis (10/3) dan langsung disalurkan.

“Penyaluran ke pedagang pengecer dan grosir pasti kita lakukan. Nah untuk toko-toko yang area pasar di Kota Bengkulu kita arahkan ambil sendiri ke gudang untuk menghindari antrean saat penyaluran. Sedangkan untuk yang diluar pasar kita salurkan langsung,” jelasnya.

Pantauan RB pada Jumat (11/3) salah satu grosir di Jalan Aren Kelurahan Cepaka Permai Kecamatan Gading Cempaka lakukan penjualan minyak goreng. Tidak berlangsung lama, antrean langsung diramaikan para pengendara yang melintas.

Randy (27) seorang karyawan Grosir yang ikut mengamankan antrean menjelaskan penjualan minyak goreng hanya boleh dua liter perorang dan ada kode khusus yang diberikan setelah melakukan pembayaran.

“Alurnya pembeliannya antre dulu mas, setelah itu lakukan pembayaran dan setelah menerima nota mas akan distempel di bagian tangan, dan pembelian hanya boleh 2 pcs dengan harga normal Rp 14 ribu perliter,” terang Randy.(qia/cw4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: