Presma Unib 2022, Rian-Agung Satukan Pergerakan Mahasiswa
PASANGAN Calon (Paslon) Presiden Mahasiswa (Presma) dan Wapresma M. Alriansyah Idris-Agung Roihan menang telak dalam Pemilihan Presma dan Wapresma BEM KBM Unib 2022.
Dengan perolehan 6.379 suara. Mengungguli rivalnya, Dani Fazli dan Cahya Widya Gunawan yang hanya meraih 2.750 suara. Apa gebrakannya untuk pergerakan mahasiswa, berikut liputannya. M. Rizki Amanda Lubis-Bengkulu.
Perolehan suara paslon yang akrab disapa Rian-Agung ini merupakan pemecah rekor pemilih Presma dan Wapresma terbanyak dalam sejarah Unib. Yang melibatkan lebih dari setengah suara mahasiswa masuk untuk memilih kedua paslon.
“Yang ikut memilih pada tahun ini 51,69 persen dari jumlah mahasiswa 18.011 ribu. Ini menjadi pemecah rekor pemilih (Dalam pemilihan Presma Unib),” ungkap Rian mahasiswa semester 8, Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian Unib.
Antusias mahasiswa untuk memilih pada tahun ini dipengaruhi eksistensi para pasangan calon, euforia media sosial dan suara pemilih. Yang bertumpu pada tiga angkatan yakni 2021, 2020 dan 2019. “Karena yang maju tahun ini merupakan para gubernur dari tiga fakultas besar di Unib yakni Pertanian, Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Teknik,” ujar Rian.
Rian menjelaskan, dia dengan Agung Roihan yang merupakan mahasiswa program studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan angkatan 2018, ini akan dilantik hari ini.
Tetapi karena masih ada proses terjadwal dari KPU Kampus, yakni Uji Publik, Rian berharap uji publik diselesaikan sesegera mungkin. Agar mereka dapat dilantik.
“Kalau sesuai jadwal dari KPU, penetapan itu besok, tetapi hari ini masih ada jadwal uji publik. Kita tetap ikuti jadwal yang ada, namun kami berharap uji publik ini selesai pada hari ini. Karena sudah terlalu lama mengulur waktu, agar dapat ditetapkan dan kita dapat bergerak,” jelas Rian.
Rian menerangkan, dirinya dan Agung bertekad untuk meningkatkan kualitas SDM. Mengingat sudah dua setengah tahun dunia pendidikan dilanda pandemi, serta menyatukan pergerakan di dalam kampus Unib.
“Kuantitas kita sudah krisis, jangan sampai kualitas juga ikut tak berisi, serta kita bertekad untuk menyatukan gerakan-gerakan tanpa menghilangkan perbedaan-perbedaan,” imbuhnya.
Sementara Agung Wapres BEM Unib 2022, jika proses pembelajaran di kampus masih hybrid akan dilakukan pengkajian untuk diperjuangkan agar dapat terlaksana proses pembelajaran tatap muka. “Kita setuju dilakukan pembelajaran tatap muka, harapan kami tahun depan PTM bisa dilakukan. Kita yang kontrol Pandemi bukannya Pandemi yang mengontrol kita,” jelas Agung.
Agung-Rian memberanikan diri ikut mencalon Presma dan Wapresma KBM Unib 2022 bermodalkan cita-cita besar mereka. Serta pengalaman berorganisasi mereka dimulai dari SMA. Hal ini terbukti sebelum mencalonkan diri Agung-Rian sudah menjadi gubernur di fakultas masing-masing.
“Selain merupakan cita-cita dari TK saya juga mendapat dorongan dari orang-orang terdekat. Ditambah dengan semangat dari pengalaman saat mengikuti banyak organisasi dari sekolah hingga kuliah,” ungkap Rian.
Indikator kemajuan dari Mahasiswa Unib adalah persatuan. Berbeda dalam berpolitik bukan berarti tidak punya tujuan yang sama “Kritik itu mesti membangun, bukan menjatuhkan,” katanya.
Rian menjelaskan Fungsi BEM sendiri sebagai poros pergerakan dan juga pelayanan di dalam kampus. Dan di luar kampus merangkan BEM lain untuk sama-sama bergerak.
“Apabila kedua poros terpenuhi, Unib akan lebih maju dengan catatan hindari perpecahan ideologi kita jalin persatuan untuk kemajuan,” tuturnya.
Agung sendiri mengakui adanya pergerakan-pergerakan mahasiswa yang belum maksimal. “Itu yang coba kita maksimalkan,”ujar Agung.
Agung-Rian memiliki satu kesamaan tujuan yakni ingin memaksimalkan pergerakan mahasiswa Unib dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk bersama-sama bersatu dalam pergerakan.
“Agar dapat bersatu kita harus hilangkan kepentingan individu atau golongan,” tutup Rian.(**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: