HONDA

Viral Cekcok Pengunjung Vs Pedagang Danau Dendam, Ini Saran Masata

Viral Cekcok Pengunjung Vs Pedagang Danau Dendam, Ini Saran Masata

 

BENGKULU, rakyatbengkulu.com - Sebuah video yang berdurasi 7.25 detik viral di jagad sosial media.

Video yang diunggah sempat dari siaran langsung sebuah akun Facebook Andriansyah Lintang Jemo ini, memperlihatkan cekcok mulut antara pedagang di kawasan wisata Danau Dendam Tak Sudah dengan pengunjung.

Dalam video tersebut, perekam menyebutkan bahwa pihaknya keberatan dengan tindakan seorang wanita muda yang merupakan pedagang di kawasan tersebut. BACA JUGA: Penataan Danau Dendam Pakai Anggaran Multiyears, Perencanaan Rp 37 Miliar, Dimulai Tahun 2022

Sang perekam video menilai, bahwa perempuan tersebut melakukan pemaksaan terhadap pihaknya yang sedang berwisata dengan keluarga untuk membeli dagangannya.

Dalam video tersebut, memperlihatkan pedagang yang marah-marah sembari menunjuk perekam video lantaran tidak terima bahwa dirinya direkam.

"Ini tempat wisata umum, ini mukanya (sembari mengambil gambar pedagang) kita baru sekali datang ke sini sambutannya kayak gini," ucap pria dalam video tersebut.

Masih dalam video yang direkam oleh pria tersebut, dirinya menyebutkan bahwa pihaknya sudah memesan kopi kepada pedagang wanita tersebut.

Namun untuk pesanan lain, nanti akan menyusul.

"Kan kita sudah mesan kopi pak, yang lain nyusul. Ngapain dia maksa, kita baru pertama ke sini tapi pelayanannya kayak gitu! Gara-gara jajan doang," kesalnya.

Sementara itu, sang wanita dalam video yang direkam oleh pria tersebut diketahui bernama Yulis.

Yulis merupakan pedagang di kawasan tersebut.

Ditemui rakyatbengkulu.com, Sabtu (7/5), Yulis menyebutkan apa yang terjadi sebenarnya bukan seperti terlihat dalam video yang direkam oleh pria tersebut. BACA JUGA: Pasar Panorama Kian Semrawut

Diceritakannya, awalnya pria tersebut datang dengan rombongan menggunakan kendaraan roda empat dan duduk di lapak jualannya.

Saat rombongan telah duduk di kursi yang berada tepat di pinggir danau, dirinya menemui mereka untuk menawarkan pesanan.

"Aku tawarkan mau pesan apa. Mereka tidak ada yang menjawab, kemudian turun satu orang perempuan dewasa menanyakan di mana WC dan aku tunjukkan," ceritanya.

"Saat itu barulah turun dari mobil, pria yang memvideokan aku itu dari mobil dan aku tawarkan kembali mau pesan apa dan jawablah dia, pesan kopi satu," ungkap Yulis.

Lanjutnya, saat pria tersebut memesan satu gelas kopi, pedagang tersebut kembali menawarkan pesanan untuk anggota keluarga lain yang ada di rombongan tersebut. BACA JUGA: Pantai Pasar Seluma jadi Pilihan Wisata Warga

"Apa lagi pesannya, dia jawab nantilah nyusul. Aku jawab, sekalian aja bang biar nanti tidak bolak balik, jalanan lagi ramai pula," bebernya.

"Pas saya jawab itu, dia (pria) langsung ngegas mengatakan bahwa saya memaksa untuk mesan," sambungnya.

Menerima respon tersebut, sang pedagang ini kemudian berniat kembali ke warung miliknya.

Namun lantaran melihat dirinya divideokan tanpa izin, dia membenarkan bahwa tidak terima akan perlakuan pengunjung tersebut.

"Sempat berdebat, marah-marah dia langsung mengeluarkan handphone dan merekam.

Awal perdebatan memang tidak direkam, apa yang direkam oleh dia ini ialah kejadian yang sudah ributnya," paparnya. BACA JUGA: Puncak Arus Balik Mudik Lebaran, Sudarno: Hati-hati di Jalan

Dirinya membenarkan, bahwa kawasan tersebut merupakan tempat wisata umum.

Namun sebagai pedagang di kawasan tersebut, pihaknya tentu mengeluarkan modal untuk menyewa tempat.

Serta membangun kursi-kursi yang dapat digunakan oleh wisatawan.

Untuk tawaran pemesanan makanan, dirinya menganggap hal biasa karena dia berdagang.

Perlu Pembenahan dari Pemerintah

Sementara itu, viralnya kejadian tersebut mendapatkan respon cukup banyak dari masyarakat.

Salah satunya dari Masyarakat Sadar Wisata (Masata) Provinsi Bengkulu.

Disampaikan Wakil Sekretaris DPC Masata Provinsi Bengkulu, M. Leo Fatli Bakti, kondisi yang terjadi di kawasan wisata Danau Dendam Tak Sudah tersebut memang harus perl mendapat perhatian dari pemerintah.

"Kita tidak menyalahkan pengunjung atau pedagang, karena mereka punya hak kewenangan masing-masing," kata Leo.

"Namun memang kondisi Danau Dendam Tak Sudah perlu ada pembenahan, agar peristiwa serupa tidak kembali terjadi," sampainya.

Menurutnya, pemerintah memiliki kewajiban penting dalam pembenahan kawasan wisata tersebut.

Jika kawasan Danau Dendam Tak Sudah telah dilakukan pembenahan, maka tentunya tidak akan ada muncul peristiwa sepertinya dalam video tersebut.

"Kami dari Masyarakat Sadar Wisata tidak memihak salah satu pihak, semuanya bisa saling menghormati. Baca Selanjutnya>>>

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: