HONDA

Didemo Warga, PT BRS Diminta Tutup

Didemo Warga, PT BRS Diminta Tutup

   

AIR NAPAL, rakyatbengkulu.com – Ratusan warga dari Desa Talang Kering, Selubuk, Pasar Tebat, Lubuk Tanjung, Tebing Kandang dan Pasar Palik Kecamatan Air Napal melakukan aksi demo di perusahaan perkebunan PT. Bimas Raya Sawitindo (BRS),  (30/5).

Mereka menuntut penutupan atau minimal penghentian aktivitas perusahaan. Warga melakukan aksi demo di depan pintu masuk perusahaan.

Aksi kemarin sempat dikhawatirkan bentrok. Ini lantaran semula massa menuntut penghentian langsung aktivitas perusahaan. Disaat yang sama terlihat karyawan perusahaan terutama ibu-ibu juga berkumpul di bagian dalam perusahaan. BACA JUGA: Masyarakat Penago Baru Minta Kades Mundur

Koordinator massa, Supri menuturkan alasan mereka meminta perusahaan berhenti beraktivitas lebih dulu lantaran izin Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan sudah habis sejak 2018. Hingga saat ini belum ada perpanjangan.

“Sampai saat ini belum ada izin, sedangkan izin sudah habis sejak 2018. Jadi selama empat tahun perusahaan ini bergerak tanpa izin,” kata Supri.

Mereka meminta perusahaan menghentikan aktivitas sampai perusahaan mengantongi izin kembali. Masyarakat juga kesal karena menilai perusahaan kurang memperhatikan desa penyangga.

“Maka kami meminta perusahaan untuk menghentikan aktivitasnya. Dasar hukum untuk beraktivitas sudah tidak ada lagi,” ujarnya. BACA JUGA: Pasien DBD Dirawat di RSUD Tais Meningkat

Kemarin juga langsung dilakukan mediasi antara perwakilan massa dengan Staf Manajemen Perusahaan, Abdim Nainggolan. Abdim menuturkan hingga saat ini perusahaan masih mengajukan perpanjangan dan masih berproses.

“Saat ini semuanya masih berproses, termasuk perizinan. Jadi masih dalam tahap pengurusan,” ujarnya.

Lantaran mediasi ini tidak ada menemukan titik tengah, mediasi akan dilanjutkan Jumat mendatang di Mapolres BU. Polres akan membantu mediasi dengan menghadirkan pihak terkait dari Pemkab BU.

Sementara itu massa juga menuntut pimpinan perusahaan untuk hadir dalam mediasi mendatang. Bahkan warga mengancam akan membawa massa lebih besar lagi dan melakukan demo jika memang tidak ada titik temu dari perusahaan terkait tuntutan massa untuk menghentikan aktivitasnya. (qia)

Simak Video Berita 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: