HONDA

SMA dan SMK Belum Siap Terapkan Kurikulum Merdeka

SMA dan SMK  Belum Siap Terapkan  Kurikulum Merdeka

Pelajar mengikuti KBM di kelas. Foto: dok rb--

 

KAUR, RAKYATBENGKULU.DISWAY.ID - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) akan menerapkan Kurikulum Merdeka untuk menggantikan Kurikulum 2013 atau K-13. Penerapannya terhitung tahun ajaran 2022/2023.

 

Meski demikian, untuk Kabupaten Kaur, menurut Kepala Cabang Dinas (Cabdin) Pendidikan Wilayah IX Bintuhan, H. Jayadi Ruslan, SS, M.TPd, belum ada SMA dan SMK yang sudah siap menerapkan Kurikulum Merdeka di TA 2022-2023.

 

Kurikulum baru ini telah melalui uji coba di 2.500 satuan pendidikan yang masuk dalam Program Sekolah Penggerak (PSP), juga di 901 SMK Pusat Keunggulan. Sebagai bagian dari pembelajaran paradigma baru.

 

BACA JUGA: Perkara Mabuk, Anak Bawah Umur di Bengkulu Dipukul dengan Martil

 

Penerapan Kurikulum Merdeka ini tak menjadi opsi wajib diterapkan pihak sekolah. Semuanya tergantung kesiapan sekolah untuk melaksanakannya.

 

"Belum ada yang siap menerapkan, sosialisasi dulu karena kurikulum ini adalah opsi atau pilihan bagi sekolah, sesuai dengan kesiapannya masing-masing.

 

Saya rasa tak akan terjadi perubahan proses pembelajaran, kalau kepala sekolah dan guru-gurunya merasa terpaksa,” jelasnya.

 

Beda halnya dengan madrasah di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) RI, akan memulai menerapkan kurikulum tersebut.

 

Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Kaur, H. Irawadi, S.Ag, M.H.I mengatakan, kurikulum ini akan dimulai pada peserta didik kelas bawah yang baru saja bergabung di tahun ajaran baru 2022 – 2023.

 

Baik itu di tingkat MI, MTs, dan MA.

 

BACA JUGA: Vonis 6 Tahun Buat Oknum Guru Cabul

 

Dijelaskannya, sebelumnya direncanakan akan dipilih tiga sekolah yang menjadi pilot project penerapan Kurikulum Merdeka yaitu MIN 1 Kaur, MTsN 3 Kaur, dan MAN Kaur.

 

Namun seiring berjalannya waktu, semua satuan pendidikan di jajaran Kemenag di Kaur siap seluruhnya menerapkan kurikulum tersebut dengan dimulai dari kelas bawah.

 

Soal kesiapan dari pihak sekolah memang rata-rata belum mendapatkan sosialisasi atau bimbingan terkait penerapan kurikulum baru tersebut. Namun tidak menjadi halangan karena infomasi dan panduan saat ini sudah bisa diakses di internet, yang dilanjutkan diskusi sesama pihak sekolah.

 

Kami sesegera mungkin juga akan menyelenggarakan sosialisasi atau pelatihan mengenai mekanisme penerapan Kurikulum Merdeka,” paparnya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: