HONDA

10 Unit Bus Trans Rafflesia Sia-sia, 3 Tahun Parkir

10 Unit Bus Trans Rafflesia Sia-sia, 3 Tahun Parkir

Bus Trans Raffl esia saat ini terparkir di belakang kantor Dishub Provinsi Bengkulu. --

BENGKULU, rakyatbengkulu.disway.id – Walaupun sudah memiliki 10 unit bus dan 34 halte, namun tidak mampu dimanfaatkan oleh Pemprov Bengkulu.

Lantaran, tidak ada anggaran operasional untuk mengoperasikan bus yang diberi nama bus Trans Rafflesia itu.

Akibatnya, sudah tiga tahun ini 10 bus yang harusnya digunakan untuk angkutan Kota Bengkulu itu terparkir manis di halaman Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu.

Dishub hanya memiliki anggaran perawatan bus, Rp 55 juta per tahunnya.

BACA JUGA: Digitalisasi Dispusip Provinsi Bengkulu Kembangkan Aplikasi Tanyo Kek Kito

Karena hingga saat ini anggaran hanyalah untuk perawatan, yakni sebesar Rp 55 juta per tahunya.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu Bambang ASB, SOS, M.Si melalui Kasi Angkutan Dishub Provinsi Bengkulu Eni Yuniarti, SE, MM mengatakan, bus Trans Rafflesia ini terakhir beroperasi 2019 lalu.

Kemudian, 2020 anggaran untuk operasional bus ini dialihkan untuk penanganan Covid-19.

Karena pada saat itu penanganan Covid-19 dirasa lebih penting.

“2020 itu sudah dianggarkan, Karena memang pada saat itu prioritas utamanya itu untuk penganggaran Covid, jadi dialihkan,” ujar Eni,  (11/7).

BACA JUGA:Audit Dispusip dari ANRI Sudah Berjalan Internal dan Eksternal

Namun untuk di tahun 2022, karena masih masa pemulihan ekonomi, maka saat ini hanya diangarkan untuk biaya perwatan sebesar Rp 55 juta.

“Anggaran pemeliharaan itu paling untuk ganti oli, penggantian aki jika ada yang soak dan perbaikan ringan lainnya,” terangnya.

Untuk operasional bus ini sendiri, setidaknya butuh Rp 27 juta untuk satu bus per bulan.

Satu tahun diprediksi, biaya operasional 10 bus ini mencapai Rp 2 miliar.

BACA JUGA:Rumah singgah Kosong, Gepeng di Jalan Berkeliaran

“Karena tahun 2020 itu dianggarkan sebesar Rp 2 miliar dan ini untuk operasional 10 bus dalam jangka 1 tahun.

Untuk tahun - tahun sebelumnya itu saya tidak tahu karena saya belum di sini,” katanya.

Untuk pemanfaat bus ini sendiri Dishub akan merencanakan BTR ini agar dimanfaatkan sebagai bus sekolah.

Karena Dishub juga berkeinginan agar bus ini dapat dimanfaatkan kembali.

Namun untuk mengoperasikan itu, kembali lagi dengan pendanaannya.

“Untuk saat ini bus itu dihidupkan hanya untuk dipanaskan mesinnya, agar tidak mengalami kerusakan.

Untuk dioperasikan saat ini masih sangat sulit. Ditambah lagi saat ini solar juga sedang mengalami kenaikan dan sulit untuk didapatkan,” paparnya.

BACA JUGA:Nama Dirut PDAM Dicatut, Pelaku Minta Uang

Ia juga mengatakan, untuk pemanfaatan bus di kalangan masyarakat saat ini sudah tidak terlalu optimal.

Karena masyarakat saat ini lebih memilih mengunakan ojek online dibandikan naik bus.

Begitu juga dengan kendaraan angkutan lainnya seperti angkot, ojek pengkolan itu sudah sepi peminat.

“Untuk perencananaanya bus Trans Rafflesia ini sudah bagus.

Cuma karena kondisi kebutuhaan masyarakat saat ini sudah berubah,” sampainya.

BACA JUGA:Jalan Hibrida dan P.Natadirja Akan Rusak Berkepanjangan, PUPR Tak Bisa Berbuat

Sementara itu, terkait halte bus yang berada di daerah pantai yang banyak mengalami kerusakan, ia menyangkal jika halte itu dirusak oleh oknum.

Menurutnya halte itu rusak dikarenakan karat dan menjadi keropos.

“Itu karena keropos. Karena besi itu rentan di pinggir pantai dan itu akan berkarat.

Karena rata-rata yang berada di pinggir pantai itu mengalami kerusakan,” pungkasnya. (eng)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: